Bereinkarnasi di Dunia Gim Yuri sebagai Pria yang Terjepit oleh Yuri – Vol.5 || Chapter 06


Chapter 06 – Kehidupan Sekolah yang Sungguh Menakjubkan

Volume 5 – Teori Kekayaan Yuri

 

Kalau dipikir-pikir, ini kedua kalinya tulang rusukku yang patah diperbaiki.

Di ruang pemeriksaan di kantor medis sekolah, melihat seorang dokter wanita yang kukenal yang kutemui di Queen's Watch, aku tersenyum.

“Kenapa kamu di sini, sensei?”

“Tidak mungkin aku bisa berada di Queen's Watch selama 365 hari dalam setahun, bukan? Karena aku satu-satunya dokter di kapal, prosedur medis, pembedahan, dan psikiatri… Aku harus memiliki berbagai pengetahuan dan pengalaman medis, serta kemampuan bersosialisasi dan bahasa. Sederhananya, ini adalah pekerjaan yang cukup sulit. Ada juga saatnya ketika aku harus melihat beberapa bangsawan bodoh ketika kapalnya tidak berlayar”

“Kalau begitu tolong periksa bangsawan yang berperilaku baik ini sesekali untuk menyegarkan dirimu (tersenyum)”

“...”

Setelah Sensei memeriksaku, aku menerima perlakuan yang sama seperti saat aku berada di Queen's Watch.

Kemudian, dia meletakkan alat sihirnya yang berbentuk bolpoin dan menghela nafas panjang, sementara perawat di belakangnya terkekeh.

“Berapa kali kamu berniat mematahkan tulang rusukmu… pahamkah kamu bahwa akan berbahaya jika patah tulang itu menembus paru-parumu?”

“Ya!! (Balasan bagus)”

Setelah menerima beberapa khotbah dari Sensei, aku dipulangkan.

Sensei juga menyuruhku istirahat sepanjang hari, jadi latihan hari ini dibatalkan.

Namun, Astemil segera memanggilku, mengatakan bahwa ada pelatihan yang bisa kulakukan bahkan ketika aku terluka–

“...”

–Untuk beberapa alasan, pelatihan akan diadakan di restoran sushi conveyor belt.

Astemil , yang sudah menungguku di restoran sushi, tidak diragukan lagi cantik, bahkan di antara wanita tercantik di dunia, jadi tidak mengherankan jika dia menonjol dari lingkungan sekitar.

Namun, tidak menyadari ketertarikan orang terhadapnya, elf berambut perak itu hanya berdiri di sana sambil gelisah dengan gembira.

“Ah!”

Begitu dia melihatku, dia melambaikan tangannya.

“Hiiro! Aku disini!!”

Berkat itu, tatapan yang tadinya terfokus padanya kini terfokus padaku.

Kenapa wanita secantik itu menunggu seorang pria… tatapan mereka menusukku seolah menanyakan pertanyaan itu.

Jadi, karena malu, aku menuju ke arahnya.

“Master, aku menyelinap keluar sekolah saat istirahat makan siang untuk datang ke sini. Jadi, jika kita terlalu menonjol, sekolah mungkin akan memanggilku dan menuduhku sebagai anak nakal”

“Tapi kita bisa makan Sushi di sini, gak masalah kan?”

“Lagipula aku baru makan ikan tadi malam, apalagi itu sashimi. Jika Snow tau aku makan Sushi untuk makan siang, dia akan memarahiku”

“Tapi kita bisa makan Sushi di sini, gak masalah kan?”

G-gadis berusia 420 tahun ini... apakah dia bermaksud untuk secara paksa membenarkan dirinya sendiri dengan [“Tapi kamu bisa makan Sushi di sini, gak masalah kan?”]...?!

Memikirkan dia masih menggunakan teori konvergensi (contoh teori konvergensi: “Gak masalah asalkan aku bahagia” dan “Gak masalah karena enak”) untuk menanggapi pertarungan kata di usia 420 tahun... kan?

Bukankah kau didiskualifikasi sebagai elf, yang seharusnya merupakan ras yang cerdas...?!

Saat aku menatap Astemil dengan linglung… tiba-tiba, aku mendengar suara letupan dan melihat notifikasi ditampilkan di layar jendelaku.

[Anda menerima pesan]

Stiker seekor penguin yang menjadi pertanda baik [Bagus!] ditampilkan dan Astemil menyeringai.

“Aku mengirimimu stiker…”

W-wanita ini…?!

Elf yang tampak bijaksana di depanku tersenyum dan mengetuk pegangan Nameless Tombstone.

“Wajar bagiku untuk tumbuh bersama Hiiro*. Jadi, bisakah kamu mengikuti–kecepatanku?”

(TN ENG: Maksudnya ketika Hiiro tumbuh lebih kuat, dia juga tumbuh dalam hal teknologi…)

Menurutku itu adalah suatu bakat untuk bisa berpuas diri meskipun dia sudah ketinggalan jaman…

Setelah itu, aku duduk di kursi yang kosong sementara Astemil dengan baik hati mengajariku cara mengirim stiker, dan dia mulai duduk di sebelahku seolah-olah itu wajar.

“Eh?”

“Eh?”

Aku menunjuk ke sisi lain.

“Bukankah biasanya orang duduk saling berhadapan di sini? Lihat itu. Itulah alasannya. Restoran ini memiliki kereta peluru yang berjalan di rel itu, membawa piring tersebut ke pelanggan. Itu sebabnya gak ada gunanya jika Master juga duduk di sisi ini. Itu akan membuatku harus mengambil piring yang diperintahkan Master kepada Master. Selain itu, merupakan aturan yang ketat untuk duduk saling berhadapan saat hanya kita berdua”

“Gak apa-apa jika Hiiro mengambilkan piringku untukku?”

Sambil tersenyum, Master terus mendekatkan tubuhnya ke tubuhku.

“Lagi pula, cara ini lebih menyenangkan, karena aku bisa dekat denganmu. Ei~”

“Hei, hentikan! (tersenyum) H-hentikan!! (Senyum lebar)”

Ketika kami melihat seorang pegawai toko yang lewat menatap kami dengan mata seolah-olah berkata, “Apaan sih dengan dua orang ini…”, kami langsung memasang wajah datar.

“Jadi, bagaimana cara memesan di sini? Haruskah aku mengambil makanan dari meja sebelah?”

“Baiklah, bersalah*. Apakah kamu Arsene Lupin di kehidupan sebelumnya? Kita hanya perlu menghubungkan alat sihir kita ke restoran dan memesan dari layar. Setelah itu, pelatnya akan keluar dari rel”

(TN ENG: Mungkin referensi ke Ace Attorney. Hanya dengan lebih santai)

“... Kamu berbicara dalam bahasa apa?”

“ITU JEPANG!!”

Kurasa benar jika dia duduk di sebelahku.

Bagaimanapun, aku membuka layar dan menunjukkan layar pemesanan di mana banyak Sushi yang diantar ke Master.

Master yang dekat denganku, kemudian menyisir rambutnya, membawa aroma harum ke hidungku.

“Hee , banyak sekali. Seperti yang diharapkan, Jepang adalah negara yang indah”

“…”

“Hiiro?”

Mendengar panggilannya, aku berdehem karena tanpa sadar aku terpesona oleh Master.

“B-baiklah, silakan pesan apa pun yang kamu suka… lagipula ini adalah suguhan Master”

“Bukankah sudah kubilang kita sendiri yang membayar apa yang kita makan? Eh?! Tunggu, Hiiro, lihat ini!!”

Sangat gembira, Master mengetuk layar jendela berkali-kali seperti anak kecil.

“Ada ramen! Ada ramen! Aku akan memesan ramen! Sulit dipercaya! Peradaban Jepang masih maju?! Jepang adalah satu-satunya negara yang memiliki ramen di menu restoran Sushi, lho?!”

“Amatir”

Aku tersenyum dan membuka menu makanan penutup.

Saat kami melihat kue merah bersinar di menu, Master kehilangan kata-kata karena takjub.

“Ini kue stroberi”

Sambil mengetuk layar dengan marah, Master menggelengkan kepalanya dengan wajah pucat.

“G-gak mungkin hal semacam ini diperbolehkan… Kue stroberi di restoran sushi… K-kurang ajar… i-ini sudah di luar jangkauan manusia…”

Mendengar itu, aku berbisik pelan di telinganya.

“Selamat datang di underground”

Sambil membuat banyak keributan, kami memesan puding telur kukus, ramen, dan daging sapi panggang–

“... Menurutku ini sudah cukup”

“…Aku juga”

Pada akhirnya, kami kenyang bahkan tanpa makan sushi.

Setelah itu, kami mengalihkan target kami ke makanan penutup yang ingin kami santap, dan sambil memakan jeli buah untukku, dan kue stroberi untuk Master, kami berpindah ke topik utama.

“Hiiro, apa yang ada di dalam dirimu?”

“…”

Tentu saja, Master akan memperhatikannya.

Sambil memikirkan bagaimana menjawab pertanyaan itu, aku menatap iblis yang sedang memakan telur dadar kental di sebelahku.

“Meskipun hal ini pada dasarnya adalah hal yang buruk, menurutku itu tidak berbahaya, setidaknya untuk saat ini… jika harus kukatakan, ini seperti sesuatu yang akan kau bunuh setiap kali kau melihatnya. Ya, seperti kecoa”

“Aku berasumsi itu juga alasan mengapa kekuatan sihir Hiiro meningkat pesat? Ada juga hubungan antara benda itu dengan gadis yang bersamamu saat kamu kembali, kan?”

Dengan sendok di mulutku, aku mengangguk.

“Hiiro”

Guru tersenyum kecut.

“Meski kekuatan sihirmu meningkat, peningkatan itu juga membuatmu semakin lemah”

“... Benar”

Sambil menghela nafas, aku mengaduk jeli di depanku.

“Saat ini, kemungkinan besar kamu gak bisa mengendalikan kekuatan sihir besar yang tiba-tiba kamu peroleh. Tentu saja, kuyakin kamu akan mencoba mengurangi kekuatan saat menembakkan Nil Arrow. Meski begitu, kuyakin kamu akan menemukan kekuatan panah lebih kuat dari yang kamu harapkan. Selain itu, kemungkinan besar kamu juga gak tahu batas kekuatan sihir yang harus kamu gunakan untuk memperkuat tubuhmu, yang sebaliknya, akan membuatnya lebih lemah dari sebelumnya”

“Seperti yang diharapkan dari Master. Semua hal yang kamu nyatakan benar. Haruskah aku mengundangmu jalan-jalan ke Hawaii sebagai hadiah?”

Master dengan lembut membelai kepalaku.

“Sejujurnya, aku merasa gak bisa menguasainya. Bahkan Nil Arrow yang Master ajarkan padaku kini telah melemah menjadi hanya segumpal kekuatan sihir. Kemarin, saat aku bertengkar dengan penyihir tingkat tinggi, dia bahkan berkata, “Kau amatir yang bahkan gak tau cara menyembunyikan kekuatan sihirmu”, kepadaku”

“Nil Arrow awalnya adalah sihir yang dibuat untuk mencegah lawan mendeteksi panah dengan mencampurkan panah sihir dengan operator sihir di udara… Namun, Hiiro saat ini gak bisa mengendalikan kekuatan sihirnya, jadi kamu secara gak sadar memasukkan terlalu banyak kekuatan sihir ke arah panah, membuat konsep ‘tak terlihat’ menghilang, karena panah tersebut tertangkap dalam deteksi sihir lawan. Yang membuatnya bukan lagi Nil Arrow”

Seperti yang Master katakan.

Bahkan penyihir tingkat tinggi seperti Chris biasanya tidak bisa menghadapi Nil Arrow pada pandangan pertama.

Satu-satunya yang bisa mengatasinya pada pandangan pertama adalah iblis, seperti Arshariya, yang awalnya keberadaannya di luar norma, jadi kita bisa menganggap mereka sebagai pengecualian.

“Hiiro, kamu saat ini berdiri di perbatasan”

Master mengibaratkan jari telunjuknya dengan garis batas– dan menegakkannya dengan rapi.

“Di perbatasan antara jenius dan biasa-biasa saja. Jika kamu bisa mengendalikan kekuatan sihir yang luar biasa itu, kamu pasti akan menjadi seorang penyihir yang disebut-sebut sebagai jenius. Namun sebaliknya”

Dia kemudian tersenyum padaku.

“Hiiro, apa kamu ingin menjadi lebih kuat?”

Wajah banyak orang muncul di benakku.

Mereka semua adalah orang-orang yang ingin kulindungi, orang-orang yang tidak ingin aku hilangkan.

Itu sebabnya aku mengangguk dalam diam.

“Ya”

Mengikuti tekadku, Master juga menganggukkan kepalanya.

“Baiklah, ayo lanjutkan latihanmu ke tahap berikutnya”

Master kemudian berdiri dan melemparkan sisa stroberi terakhir ke dalam mulutnya.

“Untuk latihan berikutnya, kita akan berpindah tempat. Kamu hanya perlu membawa satu hal– tekadmu”

“Itu bagus”

Aku tersenyum kecut dan berdiri.

“Karena aku selalu membawanya”

Setelah berpisah dengan Master, aku kembali ke sekolah.

Seperti biasa, aku menyelesaikan kelas dengan damai sambil digoda oleh Tsukiori.

“Hiiro-kun”

Hero-sama ini, yang kemungkinan besar mampu mengendalikan dengan sempurna sejumlah besar kekuatan sihir yang dimilikinya, berbisik sambil membelai pipiku.

“Aku akan menunggu”

Tsukiori, yang sangat bahagia sejak aku kembali, lalu pergi dengan senyuman di wajahnya.

“... Bagaimana dia bisa mengatakannya dengan mudah”

Sambil tersenyum masam, aku pun menuju ke tempat pertemuan yang telah aku janjikan dengan Mulle dan Lily-san.

“Terlalu lambat! Apa yang kamu lakukan? Kamu terlalu lambat, Sanjou Hiiro!”

Mulle, dalam pakaian santai, memamerkan giginya.

Dia memakai gaun hitam tanpa lengan dan casquette.

Sosok Mulle yang sedang mengayunkan dompet kecil memang terlihat seperti seorang tiran kecil, namun seperti yang diharapkan dari seorang heroine, keimutannya tak dapat disangkal.

Rambut platinumnya bermandikan sinar matahari, dihiasi pancaran sinar matahari yang indah, menambah kecemerlangan pada gadis kecil itu.

Saat aku melihatnya, Mulle menginjak tanah dan mengerang sambil menatapku.

“Aku paling benci menunggu orang! Bukankah aku sudah bilang untuk datang tepat waktu? Ini kerugian besar buatku lho, kerugian besar! Bagaimana kamu akan memberikan kompensasi padaku atas kerugian ini?”

“Tapi dia tiba tepat waktu? Kenapa Anda harus begitu marah, Ojou-sama?”

Lily, yang melepas pakaian maidnya yang biasa dan memakai blus putih bersih dan rok panjang melebar, menatap arlojinya.

Bertentangan dengan penampilan percaya dirinya yang biasa ketika dia memakai pakaian maid nya, Lily yang memakai pakaian kasual tampak tak berdaya… dan Lily-san seperti itu melirik ke arahku dan tersenyum.

“Maaf, dia selalu seperti ini”

“... (Berfantasi tentang kencan Yuri keduanya dalam pakaian kasual mereka)”

“Dengar, Sanjou-sama juga jengkel. Ojou-sama, mohon berperilaku lebih baik lagi”

“Diam, diam, diam! Sungguh gak masuk akal membuat anggota keluarga Eisbert menunggu!”

“Saya sangat menyesal atas keributan ini”

Lily-san berkata sambil tersenyum masam, dan aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku.

“Enggak, gak masalah. Sebaliknya, aku ingin menyaksikan pertukaran antara kalian berdua selama sisa hidupku. Lagipula, aku tipe orang seperti itu”

“Lily, bukankah menurutmu pria ini terkadang menyeramkan…?”

“Mul! Dia baru saja membantumu kemarin!”

Tidak, Lily-san, aku cukup yakin Mulle 100% benar kali ini (aku adalah seseorang yang mengetahui keseraman dirinya sendiri).

Bagaimanapun, semua orang tampaknya telah berkumpul dengan aman.

Ngomong-ngomong, sejak aku diberitahu “Datanglah dengan pakaian kasualmu” kemarin, aku memakai pakaian yang dipilihkan Snow untukku.

“Jadi, di mana kita akan membeli barang-barang untuk persiapan pesta penyambutan siswa baru?”

“Tentu saja”

Dengan percaya diri, Mulle lalu berkata.

“Di maid café!”

“... Ha?”

Perlahan aku memiringkan kepalaku.



Komentar