I Was Reincarnated In a Yandere Main Love Comedy Game And Suddenly a Dangerous Girl Became My Younger Sister – Chapter 14


Chapter 14 – Imitasi adalah Dia yang Memotong Leher, Sang Malaikat Maut

 

Manusia terkadang harus pulang meski harus menolak permintaan guru. 

“O~Rikudou, maaf tapi bisakah kamu melakukan sesuatu untukku sebentar?” 

“Maaf! Sebenarnya, aku punya janji dengan adikku” 

Janji…… 

Yah, sudah seperti norma kami selalu pulang bersama, jadi kalau sudah janji ya janji. 

Tapi hari ini sedikit berbeda –– ada seseorang di depan rumah kami, ketika aku mendengar tentang kemungkinan menguntit Chisome, mengesampngkan orang ini, yang kupikirkan hanyalah berada di sisinya. 

(Sepertinya aku akan tetap diam setelah mendengar cerita itu. Yah, kurasa tidak perlu khawatir tentang Chisome, tapi meski begitu, aku masih bisa memikirkan satu atau dua ide) 

Aku agak siscon, tapi… sekarang sudah sangat terlambat. 

Ketika aku memberitahunya kalau adik perempuanku sedang menungguku, guru itu mengangguk. 

“Aku mengerti. Maaf telah memanggil dan menghentikanmu” 

“Tidak, tidak. Demikian juga, aku juga minta maaf tentang ini” 

“Tak apa maksudnya. Aku sangat menyesal untuk ini, kalau begitu, tak apa bagimu untuk pergi sekarang” 

“Terima kasih!” 

Ini mungkin tampak seperti cara yang nyaman untuk menolak permintaan tugas tapi, ini tidak seperti aku berbohong, jadi tidak apa-apa jika aku membusungkan dada dan bangga. 

Saat itu aku hendak berbelok di ujung koridor setelah berpisah dengan guruku. 

“Otto!” 

“Kyaa!” 

*Don*, akhirnya aku menabrak seseorang dengan cukup keras. 

(… Hmm? Ini seperti deja vu……) 

Aku merasa hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya, tapi… siapa itu, pikirku, jadi aku menoleh dan ternyata itu adalah Misora, yang terlihat punggungnya di sana. 

Sambil berpikir bahwa itu salahku, aku mengulurkan tanganku padanya. 

“Apa kamu baik-baik saja Shindou!” 

“Ah, ya…… aku baik-baik saja” 

Dia meraih tanganku dan berdiri. 

Aku menubruknya cukup keras, jadi ketika dia bangun dan setelah itu, aku hanya mengawasinya untuk memastikan dia tidak terluka sama sekali. 

“Aku tidak akan mengolok-olok hal-hal yang mengatakan bahwa ada semacam hubungan antara kita yang saling bertabrakan, tapi… apa kamu aada terluka?” 

“Tidak, aku baik-baik saja sekarang. Terima kasih Rikudou-san” 

“Begitukah… untuk saat ini, jika benar begitu, maka aku senang” 

Mungkin karena selama ini aku bersama Chisome, aku sedikit mengerti bagaimana mengetahui apakah orang lain tidak berbohong. 

Jadi, meski dampak benturan itu tetap ada, sepertinya tidak ada bagian tubuh yang benar-benar sakit. 

“Fufu, meski begitu, aku bertemu denganmu lagi bukan. Seolah-olah itu seperti takdir” 

“…” 

Aku ingat sesuatu dari kata-kata barusan. 

 

“Aku yakin kita bertemu karena kita memang ditakdirkan. Seolah-olah itu seperti takdir…. Nee Souma-kun, maukah kamu menjadi adik laki-lakiku?” 

 

Ini adalah adegan di mana Misora yang cantik menggairahkan dengan liar dan meletakkan tangannya di pipi sang hero. 

Meskipun mengetahui dengan jelas bahwa dia gila, jika pemain mengangguk pada saat itu, Souma akan dimanjakan oleh Misora, dan tirai akan dimulai pada rute cinta-keberuntungan. 

Selain itu, Misora juga disebut Ojou-sama dan keluarganya cukup kaya. 

Dalam permainan, karakter utama benar-benar terikat, tapi… dalam kenyataan ini, seperti yang diharapkan, Misora tidak akan membiarkan dirinya pergi sebagai layanan tumpangan untuk orang lain sekalipun. (TN ENG: Menggendong Souma di punggungnya) 

(…… Kata-kata barusan seharusnya tidak memiliki arti. Tapi…… itu adalah kalimat yang cocok untuknya sampai-sampai aku berhalusinasi adegan permainan itu) 

“Bukankah cukup enteng jika menyebutnya sebagai takdir?” 

“Itu juga benar bukan. Maaf, aku akhirnya mengatakan sesuatu yang aneh” 

Lalu kami tertawa satu sama lain. 

“Meski begitu… Rikudou-san adalah orang yang sangat baik, bukan? Selama percakapan kita barusan, kamu masih mengamatiku untuk melihat apakah aku ada terluka, bukan?” 

“…… Kamu menyadarinya?” 

“Um-hum” (konfirmasi) 

Tentu saja, saat bertukar kata dengan Misora, meskipun kupikir dia akan baik-baik saja, aku tetap khawatir. 

Seperti yang dikatakan Misora, itu adalah gerakan mata yang halus, tapi yah, sepertinya wanita peka terhadap gerakan mata, jadi kurasa begitulah cara dia mengetahuinya. 

“Tentu saja aku akan peduli. Tak perlu dikatakan lagi, itu cukup mengejutkan, bukan?” 

“Fufu, kalau begitu aku harus membuatmu berpikir kalau kekhawatiran Rikudou-san tidak berdasar. Lihat, tubuhku baik-baik saja♪” 

Misora melompat di tempat seolah-olah mengatakan bahwa tidak ada rasa sakit di manapun. 

“Y-ya, itu benar… Un, sepertinya semuanya baik-baik saja” 

Meskipun ada begitu banyak hal *bun* menakjubkan *bun* lainnya yang terjadi… 

Sambil berdeham dengan *Kohon*, aku membuatnya berhenti melompat karena aku sudah mendapatkannya. 

“Kamu terbiasa memperhatikan wanita, bukan, Rikudou-san” 

“Begitukah? Yah, itu karena aku punya adik perempuan…… –Itu benar, aku membuatnya menunggu!” 

“Pantas saja…… –Begitukah!? Itu tidak bagus! Lagi pula, aku baik-baik saja, jadi silakan lanjutkan saja!” 

“Aa! kali ini benar-benar salahku! Sampai jumpa lagi, Shindou!” 

“Ya. Tolong lakukan yang terbaik, Onii-sama?” 

“Aku memberitahumu untuk hentikan itu, tolong!!” 

“Ufufu♪” 

Aku membelakangi Misora dan segera menuju pintu masuk. 

Saat aku mengganti sepatuku, mengingat gaya panggilan “Onii-sama” Misora sebelumnya dan pipiku sedikit mengendur. 

 

“Souma-kun… boku? Kamu akan semakin dimanjakan oleh kakakmu. Aku akan melelehkanmu menjadi bubur jadi… Lihat, apakah kamu ingin minum dari oppaiku juga?” 

[TN ENG no 1: boku = aku/saya, dalam arti laki-laki atau anak laki-laki] 

 

Itu benar, Misora mengatakan sesuatu seperti ini… 

Namun…… karena di karya aslinya, Misora menggunakan kalimat “Onii-sama”, atau lebih sederhananya, dia tidak mengucapkan sepatah kata pun kasih sayang yang mengisyaratkan seseorang yang lebih tua darinya, aku harus sedikit berkhayal bahwa tergantung pada cara sang hero dalam melakukan sesuatu, akan ada rute kakak semu alih-alih rute sang adik. 

“Ya benar, ini bukan waktunya untuk berkeliaran di jalan” 

Setelah itu, aku langsung bergabung dengan Chisome. 

“Kamu bahkan berkeringat…… apakah kamu lari untukku?” 

“E? Aku tidak berkeringat sebanyak itu, bukan? Yah, tapi… karena aku sudah berjanji kan” 

“… Un♪” 

Chisome dengan senang hati memegang lenganku. 

“Ini hanya sedikit tapi, Chisome sekarang akan mencoba menebak apa yang Nii-san lakukan” 

“Menebak?” 

Chisome mengangguk dan terus berbicara dengan ekspresi bangga. 

“Kamu mencoba untuk meninggalkan sekolah secara normal, tapi kamu diminta untuk melakukan beberapa tugas, tapi Nii-sanku menolak karena kamu mengkhawatirkanku, tapi ada sesuatu yang menghabiskan waktumu…… jadi kamu sedikit terlambat dan berlari?” 

“… Chisome, kau tau. Apa kau memiliki sesuatu seperti pemancar yang menempel di tubuhku?” 

“Aku tidak akan bertindak terlalu jauh untuk melakukan itu…… Tapi apakah menurutmu itu seperti itu?” 

“Tidak……” 

Ketika aku mengatakan kepadanya kalau semuanya benar, apalagi cukup tepat, seperti yang diharapkan, Chisome sepertinya baru saja mengatakannya tanpa tujuan atau niat nyata di baliknya dan hanya secara acak, dan dia menunduk sambil memerah wajahnya. 

“I-itu seperti membuatku terlihat seperti orang yang akan menguntitmu bukan!” 

“Tidak ada yang akan berpikir seperti itu jadi jangan khawatir” 

“Tapi…” 

Nyatanya, dikuntit oleh gadis cantik seperti Chisome akan menjadikannya sebagai sesuatu yang keluar dari manga, dan aku yakin laki-laki normal akan senang karenanya, tapi… yah, harus kuakui bahwa ini sama menakutkannya saat aku mendapatkannya. 

“…… Yah, apa yang harus aku katakan, aku khawatir tentang itu” 

“…… Jadi seperti itu” 

“Ya. Aku tau aku tak perlu mengkhawatirkanmu Chisome… tapi jika sesuatu yang buruk terjadi, aku ingin melindungimu sambil tetap berada di sisimu, daripada menyesalinya setelah sesuatu terjadi” 

“Nii-san……” 

“Yah… sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan” 

Lagipula, adik perempuanku adalah yang terkuat. 

“……?” 

“…… Apa ada orang di sana?” 

“Un. Masih menatapku” 

Sambil berjalan dalam perjalanan pulang, Chisome bergumam. 

Aku tidak berbalik seolah-olah Chisome menarik lenganku, dan langsung berjalan pulang. 

“Mungkin dia adalah seseorang yang baru sekali aku lihat di kota ini. Dia berusia tiga puluhan, tapi dia menatapku seperti orang gila” 

“…… Begitu” 

Chisome mengatakan kalau dia juga memakan penguntit, dalam karya aslinya… 

Awalnya pasti ada orang yang mencoba mendekati Chisome dengan niat buruk, termasuk aku, pak tuaku yang menyebalkan, dan penguntit ini. 

Setiap kali, Chisome terus makan…… dan akan diganggu oleh mimpi buruk dan dengan demikian hancur. 

“……” 

Sekarang aku tidak tahan dengan kenyataan bahwa seorang gadis cantik dengan senyum yang cocok untuknya dapat hidup dalam keputusasaan. 

“Nii-san, tenang saja. Kukumu akan menyakiti dirimu sendiri, tau?” 

Ketika Chisome menunjukkannya, aku menyadari kalau aku mengepalkan tangan dengan kekuatan yang besar. 

Kuro Chisome, yang tidak bisa dilihat oleh siapapun kecuali aku dan Chisome, memegang tanganku yang terkepal dan mencoba menghilangkan rasa sakit sambil meniup *Fuu*Fuu* padaku. 

“Ini akan baik-baik saja Nii-san. Akan kutunjukkan padamu kalau aku akan melindungi kehidupan sehari-hari ini… seperti caramu melindungi hatiku, aku juga akan melindungi kebahagiaan bersama dengan Nii-san ku” 

Mendengar perkataan Chisome, Kuro Chisome pun membuat pose berotot dan mengangguk. 

Sungguh aneh ketika aku melihat mereka dengan senyuman mereka, bahkan kekhawatiran sekecil apa pun menjadi tidak relevan. 

“Untuk saat ini, aku akan membiarkan dia mendekati rumah kita seperti biasa. Karena itu cukup membuatnya berpikir dia tidak akan pernah mendekati rumah kita lagi” 

“Benarkah begitu?” 

“Un. Nii-san juga pastikan untuk menontonnya –– pertunjukan terbaik♪” 

Aku segera belajar arti dari kata-kata itu dan senyuman itu. 

Melihat dengan hati-hati di luar yang remang-remang setelah kembali ke rumah, aku menemukan seorang pria bersembunyi di balik tiang listrik melihat ke arah sini. 

Meski hari mulai gelap dan sulit dilihat, agak menyeramkan melihatnya hanya berdiri diam. 

“Aku tidak akan memakannya. Aku hanya akan membuatnya takut” 

Chisome mengatakannya dengan suara tenang dan mengangkat tangannya. 

Kemudian, bayangan yang lahir dari pria tersembunyi itu menggeliat, dan lengan hitam pekat menjulur dari sana dan meraih kaki pria itu dan menyeretnya. 

“A-apa ini…!? Tolong bantu akuuuu!!” 

Aku bisa mendengar teriakan pria itu, tidak, yah, ini situasi seperti itu, jadi wajar saja. 

Itu persis sama dengan fenomena paranormal yang bisa disebut perkembangan horor yang terjadi pada pria itu, dan dia diseret saat berada di dekat pintu masuk rumah kami. 

“Hiiiii!?” 

Dan kemudian, sebuah eksistensi yang bisa disebut sebagai yang terhebat muncul. 

Sesuatu dengan kimono compang-camping dan kepala seperti tulang muncul di depan pria dengan sabit. 

“…… Ini hal menakutkan si*lan” 

“Fufu, ini akan menjadi trauma, kan” 

“Dengan ini pasti…… ya benar, dia bocor” 

Pria penguntit itu sangat ketakutan sehingga dia mengencingi dirinya sendiri. 

Dengan air mata dan hidung meler menetes dari wajahnya, pria itu segera berdiri dan lari sambil berteriak keras. 

“Itu dia. Pengusiran berhasil♪ Tapi… itu akan menjadi kotor jika tidak ada yang membersihkannya” 

“……” 

Aku tau itu, tapi… gadis ini benar-benar luar biasa. 

Ngomong-ngomong, monster yang memegang sabit itu adalah Kuro Chisome, dan setelah dia melepaskan transformasinya, matanya sudah melihat cairan pria yang berserakan seolah-olah dia sedang melihat sampah. 

“… Apa ini horor, staf pengembang-san?” 

“Nii-san?” 

Sejujurnya, bahkan aku yang menonton dari samping pun ketakutan…… 

Dengan begitu, penguntit berhasil dipukul mundur. 



Komentar