Yandere Chisome – Chapter 67
Chapter 67 – Ini Berakhir dengan Cara yang Bahagia
“Nee, Nii-san”
“Apa?”
Ketika liburan musim panas yang panjang akan segera berakhir, dan malam sudah larut, di tengah suasana yang tenang, aku mendengar suara Chisome.
“Suu… Suu…”
Di sebelah kananku, Mashiro yang telanjang tidur memelukku, dan wajah tidurnya yang menggemaskan itu memiliki pesona tersembunyi yang mampu meredakan suasana hati yang paling gelisah sekalipun.
Sekarang, di sisi sebaliknya dari Mashiro di sebelah kanan, tentu saja Chisome juga merapat padaku, dan dia pun telanjang.
“Jadi kamu belum tidur. Kukira kamu sudah tidur, makanya aku memanggilmu”
“Yah, sayangnya aku masih terjaga dengan penuh semangat”
“Begitu ya. Ehehe, kita sama, kan”
Chisome memelukku lebih erat lagi.
Karena kami berdua telanjang, kulit kami saling bersentuhan, menciptakan sensasi yang tak bisa dijelaskan, sementara di saat yang sama, sedikit perasaan yang seharusnya sudah berlalu mulai kembali.
“Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu memikirkan yang tadi?”
“Yah… tentu saja aku akan mengingatnya. Maksudku, itu adalah waktu yang penuh gairah”
“Kamu benar. Ini pertama kalinya, kan? Nii-san melakukannya dengan kami berdua sekaligus”
“Gak disangka aku bisa melakukannya… Enggak, hal seperti itu gak pernah terjadi. Serius, aku lelah”
Sebenarnya, hari ini adalah pertama kalinya aku berurusan dengan Chisome dan Mashiro sekaligus.
Aku tak tau bagaimana ini bisa terjadi…
Yah, intinya aku tidak melakukan apa-apa secara khusus, aku hanya memeluk Chisome dan Mashiro di kedua lenganku dan melakukan berbagai keisengan, atau lebih tepatnya, melakukan hal-hal yang mencerminkan kenakalan masa muda… dan akhirnya seperti ini dengan dua gadis yang sepenuhnya “terpacu”.
“Tapi tau gak, meskipun melelahkan, itu benar-benar luar biasa… Un, itu adalah momen surgawi”
“Begitu~. Tapi kuyakin itu akan menjadi sesuatu yang sering kamu alami mulai sekarang”
Itu… kurasa aku tetap akan senang meski itu melelahkan.
Aku tidak sering melakukan hal ini dengan Chisome dan Mashiro.
Tapi kalau salah satu dari kami benar-benar menginginkannya, kami akan memberi tanda, dan kalau kami saling menatap, itu akan secara alami berubah menjadi ciuman, dan jika kami mulai menyentuh tubuh satu sama lain, tidak ada yang bisa menghentikannya lagi.
Namun, saat aku melakukannya dengan gadis-gadis ini, aku sekali lagi menyadari bahwa ini adalah tindakan yang penuh kebahagiaan.
“Ahaha, tentu saja aku senang berhubungan dengan Nii-san, tapi aku juga suka hanya diam saja”
“Kebetulan sekali. Aku juga sama”
“Benar~♪ Selanjutnya… Ah iya. Meskipun baru kurang dari setengah tahun sejak aku masuk SMA, aku memikirkan kembali berapa banyak hal yang sudah terjadi”
“………………”
Untuk Chisome, seharusnya ada banyak hal yang terjadi.
Karena perubahan lingkungan, dia bertemu banyak teman, dan melalui hubungan yang bukan sekadar dangkal, ikatannya dengan Mashiro pun menjadi semakin kuat… sehingga, dia tumbuh lebih kuat dan berkemauan keras.
Dan di atas semua itu, dia mengungkapkan perasaannya kepada ibunya sendiri.
Itu mungkin adalah peristiwa terbesar, dan pada saat yang sama, seharusnya menjadi peristiwa yang memberinya kekuatan untuk melangkah lebih jauh lagi.
“Jujur saja, Nii-san, aku sudah bahagia hanya dengan bersama Nii-san. Mashiro juga ada di sini… Aku berpikir bahwa kalau hanya kita bertiga di dunia ini, kita gak perlu apa-apa lagi”
“Un”
“Tapi… ternyata enggak begitu. Banyak hubungan membawa banyak kebahagiaan… Semua itu berubah menjadi sesuatu yang berharga bagiku… Kupikir, dari lubuk hatiku, bahwa aku sangat bersyukur bisa bertemu Nii-san dan bersyukur telah dilahirkan ke dunia ini”
“Aku mengerti. Bagiku juga merupakan kebahagiaan tertinggi bisa bertemu Chisome dan Mashiro!”
“Kyaa♪”
Ups, akan jadi kasihan jika Mashiro terbangun karena kebisingan.
Chisome dan aku tertawa, memutuskan bahwa kami sebaiknya lebih tenang sedikit, dan sekali lagi berbicara tentang kenangan kami selama ini.
“Aku tau aku sudah mengatakan ini berkali-kali, tapi aku selalu bertanya-tanya apa yang akan terjadi kalau aku enggak ketemu Nii-san. Aku mungkin gak akan tersenyum seperti ini, dan aku juga mungkin gak akan bahagia, pikirku”
“Itu… aku juga, kurasa”
“Eh?”
“Kalau aku enggak menjadi Taiga di dunia ini… Mungkin aku gak akan punya hubungan sedalam ini”
“……………”
Yah, mungkin itu tidak akan terjadi, tapi tetap saja, kurasa karena posisiku sebagai Taiga, wajar saja aku akan terus menjalin hubungan yang mendalam dengan Chisome.
Awalnya, kalau aku tidak melakukan sesuatu, hidupku akan dalam bahaya, jadi aku tidak bisa tidak berusaha sebaik mungkin…
Dan yang paling penting, kalau seorang gadis yang sangat aku cintai sedang menderita di depan mataku, aku tidak akan ragu untuk menolongnya.
“Aku benar-benar bersyukur bertemu denganmu, Nii-san”
“Aku juga, Chisome… Haha, Mashiro juga, aku senang bertemu denganmu”
“Eh?”
Aku merasakan tatapan tajam dari sisi sebaliknya Chisome.
Sebelum aku menyadarinya, Mashiro juga sudah terbangun, dan dia dengan kuat melingkarkan kakinya padaku, mungkin karena cemburu karena aku hanya berbicara dengan Chisome.
“Onii-sama, Chisome, kejam sekali meninggalkanku”
“Kejam katamu… Mashiro, kamu tadi tidur, kan?”
“Kalau begitu bangunkan aku”
“… Dasar gadis ini”
Sambil tersenyum penuh dilema, Chisome mengulurkan tangannya dan mengelus kepala Mashiro.
Bagaimanapun juga… aku bertanya-tanya apa situasi ini, jujur saja, aku tidak pernah berpikir bahwa berada dalam pelukan dua gadis cantik yang telanjang bisa menjadi kenyataan di dunia nyata.
Yah, kami juga kadang mandi bersama, jadi kalau aku bilang ini hal biasa, mungkin begitu, tapi tetap saja, seperti yang dikatakan Chisome, ini adalah momen berharga yang penuh kebahagiaan.
“Kalian berdua, mari kita akur mulai sekarang juga ya. Terutama, aku ingin kalian selalu berada di sisiku, bahkan setelah aku dewasa nanti. Dan aku juga akan selalu berada di samping kalian berdua sambil mendukung kalian”
Itu tepatnya tekadku, dan ini adalah pertarungan di mana aku harus memberikan yang terbaik mulai sekarang.
“Un!” (Mashiro)
“Tentu saja♪” (Chisome)
Tak peduli apapun yang terjadi, aku akan baik-baik saja selama bersama dengan dua adik kecil yang aku cintai.
✽✽✽✽✽
Itu terjadi di sebuah taman.
Dua gadis sedang bermain kejar-kejaran ketika salah satu dari mereka terpeleset dan jatuh.
“……… Uu!”
“Kamu baik-baik saja?”
Kedua gadis itu tampak sangat mirip.
Meskipun mereka memiliki mata merah yang sama, warna rambut mereka indah, satu berwarna perak dan yang lainnya hitam.
Gadis yang jatuh itu akhirnya tergores lututnya, namun seorang wanita dengan pesona yang sesuai dengan usianya mengulurkan tangannya kepadanya.
“Aduh, bukannya sudah nenek bilang untuk berhati-hati, kan? Bisakah kamu berdiri?”
“Un…… Makasih, Oba-san”
Wanita yang dipanggil oleh gadis itu tidak menunjukkan ekspresi, tetapi ada kebaikan yang jelas terlihat di matanya.
“Nah, tetap kuat. Tapi, nenek tidak akan memintamu menahan rasa sakit hanya karena kamu seorang gadis. Jika kamu ingin menangis, nenek akan meminjamkan dada nenek”
“Uun *Nggak perlu*! Aku tidak akan menangis! Karena aku, aku ingin menjadi kuat seperti Mama!”
“Un! Aku akan kuat, akan cantik! Lalu aku akan mendapatkan Papa dari Mama!”
“……… Kalian berdua, bagaimana kalau kita bicarakan ini dulu dengan Nenek?”
Ekspresi tanpa emosinya berubah dengan indah, dan dia adalah seorang wanita yang mati-matian mencoba membuat kedua gadis itu memahami sesuatu.
“Ah! Itu Papa dan Mama!”
“Papa~! Mama~!”
Kedua gadis itu berlari menuju pasangan suami istri yang muncul dan masing-masing memeluk kedua wanita itu.
Pria itu berjalan mendekat dengan senyum kecut, berkata, “Mereka baik-baik saja, kan”.
“Benar sekali, sudah lama juga. Jadi kamu langsung datang menemui mereka ya”
“Tentu saja. Mereka wajah cucu-cucuku”
“……… Entah kenapa, aku masih belum terbiasa dengan bagian lembutmu itu, atau”
“Kamu juga akan mengatakan hal yang sama seperti gadis itu, bukan?”
“Tidak tidak! Bukan begitu!”
Kemudian semuanya berkumpul bersama.
Ada sesuatu tentang percakapan yang tak pernah berakhir dan senyuman yang tak henti-hentinya yang membuat seseorang yakin bahwa tidak ada hal buruk yang bisa masuk ke dalamnya.
“Kaa-san, apa keriputmu bertambah lagi?” (Chisome)
“Chisome, itu kasar. Ada beberapa hal yang tidak seharusnya kamu katakan, meskipun itu benar” (Mashiro)
“……… Kalian berdua cukup berani, ya?” (Shinra)
“Kumohon, tolong berhenti bertengkar” (Taiga)
Keramaian itu tetap tersembunyi dalam kehangatan, dan diliputi oleh kebahagiaan di mata siapa pun yang melihatnya.
Inilah kisah masa depan yang akhirnya mereka capai, kisah tentang mereka yang menolak masa depan yang telah ditentukan dan memenangkan dunia mereka sendiri.
✽✽✽✽✽
[Catatan Penulis]
Dengan demikian, karya ini sekarang telah selesai!
Banyak suara yang ingin aku melanjutkan, tapi sejujurnya, aku sudah menulis sebagian besar peristiwa yang ingin kutulis jadi……… lebih baik begini daripada melanjutkannya dengan rasa lelah.
Ini adalah cerita di mana salah satu kerabat meninggal sejak chapter pertama, tapi jika semua orang merasa karya ini menarik, meskipun hanya sedikit, itu akan menjadi berkah terbesar yang bisa didapatkan.
Jadi kurasa ini sudah sekitar dua bulan. Terima kasih banyak sudah membaca.
Aku sedang menulis berbagai karya lainnya, jadi tolong, mari kita bergaul di sana juga.
Baiklah, Selamat tinggal!
Tl Note:
Terima kasih sudah membaca terjemahan ini sampai akhir, mimin tau projek ini (meski bukan yang ini aja) sering mandet.
Jujur aja terkadang pengen berhenti nge TL tapi masih pengen lanjut karena suka baca novel. Karena ya kalo hasil tl cuma ngandelin terjemahan kasar itu gak enak dibaca, jadi suka mimin benerin.
Mimin juga punya beberapa judul novel yang gak termasuk projek tapi di TL karna ya… pengen baca aja.
Ah jadi ngelantur kemana aja, ya udah, sekali lagi mimin ucapin terima kasih buat kalian yang baca seri ini sampai akhir disini. Sampai ketemu lagi di projek selanjutnya.