I Was Reincarnated In a Yandere Main Love Comedy Game And Suddenly a Dangerous Girl Became My Younger Sister – Chapter 08


Chapter 08 – Setelah Sadar, Ikat Hatinya

 

POV Sisi Chisome

Hari-hari adik perempuan Taiga, Chisome, sangat memuaskan.

Semuanya berubah setelah dia bertemu Taiga, tak berlebihan untuk mengatakan kalau hari-hari yang selalu diinginkan Chisome diwujudkan oleh Taiga… Taiga akan mengatakan bukan itu masalahnya, tapi setidaknya menurut Chisome begitu.

“Nee~ Chisome, apa yang akan kamu lakukan hari ini?”

“Hari ini hmm… U~n”

Banyak siswa berkumpul di sekitar Chisome, dan kau bisa melihat betapa populernya dia di kelas ini.

Gadis-gadis itu secara alami tetap dekat satu sama lain, tapi para lelaki juga mengkhawatirkan jawaban Chisome sambil menjaga jarak tertentu.

“Aku minta maaf tentang ini, tapi aku punya beberapa tugas yang harus dilakukan di rumah hari ini, jadi aku akan pulang dulu”

“Ee… Sangat disayangkan”

“Aku tidak bisa menahannya. Aku tidak bisa mengatakan apapun yang egois, kamu tau”

Maafkan aku, Chisome meminta maaf dengan mengatupkan kedua tangannya.

Dia yang memiliki kecantikan dan pesona yang terlalu menggairahkan bagi mereka pada usia yang sama, ketika Chisome meminta maaf, mereka panik dan menyuruhnya untuk tidak khawatir tentang hal itu.

“Hei, jika terus seperti ini maka aku tidak akan tau yang mana”

“Karena…”

“Saat Chisome meminta maaf… kan?”

Chisome tertawa cekikikan.

Adegan yang benar-benar tak terpikirkan sampai beberapa waktu yang lalu menyebar di sana, dan tidak ada yang akan melakukan apa pun untuk menjauhkan Chisome kecuali ada yang dikeluarkan dari grup…

Karena itulah hati Chisome dipenuhi dengan sikap dingin terhadap mereka.

(Banyak yang nyaman… apapun dan semua dari mereka tercela)

Dia tak pernah mengatakannya, tapi itulah kesan Chisome tentang mereka selama ini.

Chisen, yang berperilaku ceria di luar dan berprestasi baik di sekolah maupun olahraga, mendapatkan kepercayaan tidak hanya dari para siswa tetapi juga para guru, bagaimanapun juga, karena hal-hal yang sudah terjadi sampai sekarang, dia bisa merasakan kalau perasaan ramah dari mereka rendah.

(Bukannya aku membenci caraku diperlakukan, aku juga tidak peduli. Aku tidak cukup peduli dengan hal-hal sepele seperti itu. Bertujuan untuk sosok ideal yang tidak akan malu berdiri berdampingan dengan Nii-san ku…… aku hanya tertarik pada itu)

Chisome hanya memikirkan kakak tirinya, Taiga.

Chisome sangat mencintai Taiga, yang selama ini menjaga dan memandang Chisome dalam arti sebenarnya saat hatinya hendak hancur.

(Sepertinya kamu juga tidak tertarik)

Atas pertanyaan hati Chisome, monster di dalam――Kuro Chisome juga mengangguk.

Mengesampingkan Chisome, Kuro Chisome melihat mereka sebagai… tidak.

Semua makhluk hidup di permukaan tak lebih dari makanan untuk mengenyangkan perut.

Dia tidak menunjukkan minat pada mereka karena dia bahkan tidak menganggapnya sebagai umpan.

(Jadi begitulah pentingnya kehadiran Nii-san bagi kami)

Bayangan itu berguncang… ternyata Kuro Chisome juga setuju.

Dengan cara itu, kehidupan siswa Chisome terpenuhi, tapi jika ada yang tau apa yang terjadi di balik layar, orang bisa mengerti betapa dinginnya dia menghabiskan hari-harinya.

(…… Aku ingin segera bertemu Nii-san ku)

Ketika dia pulang, dia bisa bertemu dengan Taiga favoritnya, dan dia bisa bermanja sesuka hatinya, dan dia juga akan memanjakannya… Chisome menyukai waktu itu lebih dari apapun.

Taiga merasa kalau perubahan Chisome baru-baru ini adalah tren yang bagus, dan itulah mengapa dia tidak ingin membuatnya khawatir jika dia menyadari kalau dia sebenarnya kesepian.

(Tapi bukan berarti hatiku lelah. Kehadiran Nii-san mendukung hati kami dan segalanya tentang kami)

“H-hei, Rokudou-san”

“Apa?”

Dia mulai merasa akan menjadi halangan untuk bergabung dengan kakaknya jika dia pergi seperti ini.

Kuro Chisome sudah dalam posisi untuk makan, dan orang bisa merasakan keinginannya untuk membunuh jika waktu semakin lama.

“Terakhir kali, yang berjalan bersama dengan Rikudou-san di kota…… apakah dia Onii-san mu kan?”

“? Aku tak tau kapan waktu itu, tapi Nii-san ku adalah satu-satunya orang yang aku ajak jalan-jalan”

“Aku mengerti… tentu saja benar”

“Terus?”

“Ah tidak, maaf. Jika itu kekasih Rikudou-san, aku lebih suka memilih seseorang yang lebih keren—”

 

※※※※※

 

POV Taiga

“… Aku terlambat bukan”

Sepulang sekolah, aku mencoba untuk segera meninggalkan sekolah, tapi guru menangkap dan menahanku sebentar dan membuatku terlambat.

Aku berjanji untuk pergi berbelanja dengan Chisome hari ini, tetap saja, meskipun penting, aku tidak bisa meninggalkan guru sendirian.

“Aku bilang padanya aku akan terlambat, tapi… ah, itu dia”

Ketika aku menuju ke tempat pertemuan, Chisome ada di sana mengutak-atik smartphone miliknya.

Seorang pria yang terlihat seperti seorang mahasiswa memanggil Chisome, namun Chisome terlihat tidak peduli dan tidak merespon sama sekali.

Aku bergegas ke Chisome untuk memastikan tidak ada yang terjadi pada mahasiswa itu.

“Chisome!”

“Ah, Nii-san!”

Saat aku memanggilnya, Chisome langsung mengangkat kepalanya dan melompat ke dadaku.

Pada saat yang sama, rasanya Kuro Chisome juga memelukku dari belakang, perasaan yang luar biasa menyembuhkanku dari depan dan belakang.

“Maaf aku terlambat”

“Nuh-uh, tak apa”

Meski begitu, wajahnya terlihat sangat kesepian ketika dia melihat ponselnya.

Tanpa berani menunjukkannya, aku memutuskan untuk pergi dan mulai berjalan bersama Chisome.

“Ayo rangkulkan tangan kita! Ehehe♪”

Chisome memegangi lenganku erat-erat di dadanya.

Sementara itu, aku melirik ke arah mahasiswa itu, dia sudah menatapku seolah itu gangguan, aku tidak terlalu takut dengan tatapan itu dan meninggalkan tempat itu bersama Chisome tanpa memberikan reaksi apa pun.

“Belanja dengan Nii-san, belanja dengan Nii-san♪”

Kami hanya berbelanja karena di dalam kulkas semakin kosong, tapi memikirkan ini saja akan membuatnya sangat bahagia seperti ini dan membuatku sebagai kakaknya bahagia.

Namun, aku merasakan sedikit ketidaknyamanan dari Chisome.

(… Apakah sesuatu terjadi? Tidak, ini hanya intuisiku)

Entah bagaimana, Chisome tampak tidak sehat.

Sayangnya, aku tidak memiliki ketajaman untuk merasakan perasaan seseorang secara instan, jadi terkadang ada baiknya mengikuti intuisi ini.

“Naa~ Chisome, kamu baik-baik saja pergi ke karaoke sebentar?”

“Karaoke?”

“Aa. Kita bisa berbelanja dan pulang lebih awal, tapi hari ini aku sedang ingin bermain dengan Chisome di luar”

“Nii-san… tidak apa-apa. Ayo pergi!”

Setelah itu, aku menikmati karaoke bersama Chisome sepuasnya selama kurang lebih satu jam.

Sudah jelas aku akan bersenang-senang sendiri, tapi Chisome juga tampaknya sudah melepas berbagai hal sambil bernyanyi, jadi menurutku dia juga bersenang-senang.

“Ah~, itu menyenangkan! Jadi terkadang aku bisa bernyanyi sesuka hatiku! Tapi itu juga karena Nii-sanku ada di sisiku”

“Begitu. Bagus kalau begitu”

Akhir-akhir ini, hanya melihat senyumnya benar-benar membuatku bahagia.

Kalau begitu, ayo pergi dan mulai berbelanja, itulah yang kupikirkan, tapi ketika aku hendak mulai berjalan menuju distrik perbelanjaan, Chisome menghentikanku dan menyuruhku menunggu.

“Nee~ Nii-san, kenapa kamu tiba-tiba ingin pergi ke karaoke?”

Seperti yang diharapkan, Chisome tampaknya memiliki keraguan tentang apa yang kupikirkan secara mendadak.

Sambil berpikir, dia tajam tidak sepertiku, aku menjawab dengan jujur.

“Entah bagaimana, kamu terlihat tidak enak badan atau semacamnya… kamu sepertinya sedikit murung. Bagaimana?”

“… Apakah aku terlihat seperti itu?”

“Dengan penampilanmu sekarang aku tau aku tidak salah dengan perasaanku ya”

“Un… bukannya aku tidak ingin ketahuan, tapi seharusnya aku bersikap seperti biasa”

“Fu~n?”

… Pada saat-saat seperti ini, meskipun hal-hal seperti, aku ingin menjadi sedikit lebih keren, bukanlah salah satu kelebihanku, aku tidak bisa membiarkan mulutku berhenti berbicara.

“Bukannya aku tau tentang segalanya, tapi aku paling tau tentang Chisome. Bahkan jika belum setahun sejak kita bertemu, kita memiliki ikatan yang jauh lebih kuat daripada kebanyakan saudara di sekitar sini, itulah yang kupikirkan!”

“……”

Aku merasa malu berpikir “Aku benar-benar lepas landas bukan” dengan Chisome terlihat seperti (OO).

(…… A, pipinya merah)

Kuperhatikan bahwa tidak hanya pipinya tetapi juga telinganya yang merah, tapi tidak menunjukkan hal seperti itu yang membuat seseorang menjadi seorang pria sejati.

Setelah itu, kami melanjutkan belanja lagi, dan di tengah jalan, Chisome kembali normal.

Hanya kupikir, menyenangkan berbelanja sambil mendiskusikan kualitas bahan bersama sambil melihat harganya, dan dari awal hingga akhir, Chisome dan aku tersenyum.

“… Aku ingin tau apakah ini juga hadiah karena kesabaran”

“Kesabaran?”

“Un. Ini hadiah untukku yang bertahan dengan semangat baja saat aku akan meledak♪”

“???”

Aku tak begitu tau, tapi jika Chisome tersenyum, maka semuanya baik-baik saja.

Aku mengatakan padanya jangan takut dan jangan ragu untuk memberitahuku jika dia merasa sedih lagi, dan Chisome mengangguk kuat pada kata-kataku.



Komentar