Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka – Chapter 53


Chapter 53 – Ibu

Volume 2 – Hari-hari Berikutnya yang Mencair Dalam Kehidupan Sehari-hariku

 

“Hayato”

… Apa ini? Kupikir aku mendengarkan suara seseorang.

Aku membuka mataku dan melihat ruangan putih.

Aku bertanya-tanya ada dimana aku ini, aku mendengar suara seseorang lagi.

“Sebelah sini, Hayato”

Aku perlahan berbalik.

Di sana aku melihat seorang wanita dengan rambut hitam panjang diikat belakang menjadi satu sanggul, sepertinya aku mengingatnya.

“… Bu?”

“Ya. Lama tak jumpa, Hayato”

… Begitu, ini pastinya hanyalah mimpi.

Aku menyadari kalau ini adalah mimpi yang sangat tak biasa, tak mungkin kalau ini kenyataan, karena dia sudah lama meninggal.

“… Begitu. Aku langsung tertidur setelah itu”

Aku menghabiskan banyak waktu dengan mereka bertiga sebelum ketiduran, jadi mungkin aku tertidur di pelukan Sakuna-san hari ini.

Aku cukup lelah, dan itu tak mengherankan kalau aku dengan cepat tertidur ketika aku dipeluk diantara dadanya.

“Bu… ummm. Sudah lama”

Bahkan meski ini hanyalah mimpi, ini masihlah waktu yang berharga bagiku.

Aku mungkin tak akan mengingat ini ketika aku bangun, tapi aku masih bertemu kembali dengan ibuku, bahkan hanya untuk sesaat…

Ketika aku memberitahunya sudah lama, dia tersenyum padaku.

Itu adalah senyuman yang dulu kusuka, senyuman yang selalu kuingin dia berikan padaku.

“Sini, datanglah padaku”

“Ya”

Di masa lalu, aku biasanya akan malu-malu melakukannya… tapi sekarang aku tak bisa membantu tapi langsung memeluk ibuku saat dia merentangkan tangannya padaku.

“……”

Aku merindukan ini.

Perasaan ketika dipeluk oleh ibuku seperti ini sungguh… aku merasa senang untuk dipeluk di dadanya dan untuk mengelus kepalaku lagi.

Aku benar-benar bertanya-tanya mengapa aku tidak dengan sukarela memeluknya seperti ini waktu itu.

“Hayato sudah banyak berubah. Tapi aku senang… bahwa kamu bermanja padaku seperti ini”

“Bu… Aku”

Aku hampir mengatakan, “Mengapa kamu meninggalkanku?” tapi entah bagaimana aku menelan kata-katanya.

Aku tak ingin ini menjadi sangat pahit, untuk mengatakan itu pada ibuku, yang kucintai lebih dari apapun.

Dan diatas segalanya, aku memiliki sesuatu yang penting untuk kuberitahukan padanya dari pada itu.

“Kamu lihat, bu”

“Apa itu”

“Aku… sangat senang sekarang”

Ya, aku sangat senang sekarang.

Aku sudah sendirian untuk waktu yang lama, tapi aku bertemu orang-orang yang kucintai, aku mempelajari kebahagiaan dari mencintai mereka dan dicintai oleh mereka.

Bahkan jika cinta kami menyimpang, aku bisa dengan percaya diri mengatakan kalau aku senang dengan itu.

“Aku sudah tau. Aku selalu mengawasimu untuk waktu yang lama… Fufu, Hayato, apa kamu semacam raja? Kamu benar-benar merayu ibu dan anak perempuannya yang cantik untuk bergabung dengan haremmu♪”

“… Merayu! … Ah tidak, tapi apa kamu sungguh?”

“Aku bercanda. Aku tau bagaimana itu terjadi. Aku tau maksudnya, dengan caranya”

“… Kukira begitu”

Itu benar-benar karena kejadian itu yang memulai semuanya.

Pada waktu itu, aku sungguh bertanya-tanya bagaimana tubuhku bisa bergerak sangat cepat, tapi, yah, kehidupanku itu terlalu tidak normal sekarang yang hampir melupakan kejadian itu, yang mungkin bisa dipanggil yang terburuk dari yang terburuk.

“Sebagai ibumu, aku tidak akan mengatakan aku tidak mempertimbangkan berbagai macam hal. Tapi melihatmu sangat bahagia, itu membuatku berpikir kalau ini mungkin baik-baik saja”

“Begitu”

Ibu masih menepuk kepalaku.

Tapi dia melanjutkan kata-katanya dengan suara yang sedikit lebih rendah.

“Maaf ibu tidak ada di sana untukmu, Hayato, ketika kamu dalam kesakitan, kesedihan dan menderita”

Suaranya dipenuhi dengan banyak emosi.

Ketika dia terlihat sedih, itu mengingatkanku akan waktu itu.

Aku bisa dengan jelas mengingat waktu itu dimana orang-orang itu menyiksa ibuku.

Tapi tidak seperti waktu itu, aku sudah tumbuh dan dewasa sekarang.

Itulah mengapa aku sekarang bisa memeluknya untuk meyakinkannya.

“Bu, ibu tak perlu meminta maaf. Tak ada yang perlu disesali”

“Hayato…!”

Aku mengusap air matanya yang jatuh dari matanya.

“Aku lebih dari bahagia untuk melihatmu lagi. Aku tau ini hanya untuk sesaat, tapi aku sangat senang bisa melihatmu lagi”

“… Un… Itu benar. Itu benar!”

Kami bisa berjumpa kembali.

Dan aku ingin berbicara denganya tentang banyak hal.

Tapi ini tidak akan berhasil seperti itu, dan segera waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal.

“Ah, bu…”

“Yah, kukira ini waktunya mengucapkan selamat tinggal. Tapi ini adalah waktu yang sangat beruntung bagiku”

… Ya, itu benar.

Itu juga berlaku bagiku.

Segera setelah tubuh ibuku mulai menghilang dan pemandangan di sekitarnya mulai hancur.

“Hayato, bersama dengan ayahmu, aku akan terus untuk mengawasimu tak peduli dimanapun kamu berada”

“… Ah!”

“Jadi ini akan baik-baik saja… Aku mencintaimu, Hayato”

“… Aku mencintaimu juga, bu”

Lalu aku terbangun dari mimpiku.

 

※※※※※

 

“…?”

“Hayato, kamu baik-baik saja?”

Aku bangun dan melihat Sakuna-san di depanku.

Aku bertanya-tanya apa ada yang salah dengan tatapan yang mengkhawatirkanku itu…

Tampaknya aku menangis ketika aku tertidur.

“… Aku”

“Apa kamu bermimpi buruk?”

… Aku sendiri juga tak tau.

Aku tak bisa mengingat apakah aku bermimpi buruk atau tidak.

Tapi bagaimanapun hatiku damai, jadi aku tau aku tidak bermimpi buruk.

Ini hanya intuisi, tapi itulah apa yang kupikirkan.

“Sakuna-san, apa kamu terbangun selama ini?”

“Tidak, aku tertidur, tapi aku merasa seseorang membangunkanku”

“Seseorang membangunkanmu?”

“Ya. Aku merasa seperti seseorang memberitahuku untuk menghiburmu, karena kamu sedang menangis”

“Siapa…”

Siapa itu, aku sendiri memikirkannya, tapi aku benar-benar menangis.

Aku sangat putus asa untuk kehangatan ketika aku langsung memeluknya.

Ketika aku memeluknya dengan erat dan mengubur wajahku di dadanya yang besar.

Melihatku seperti itu, Sakuna-san terlalu senang memelukku kembali.

“Yoshi-yoshi, aku akan dengan banyak memanjakanmu. Dan aku akan tetap melakukannya sampai kamu tenang”

“… Tolong”

“Ahn♪Fufu, itu menggelitikiku ketika kamu berbicara di sana, tau!”

Mau bagaimana lagi.

Walaupun aku membuat sedikit suara sepeti ini, aku mendengar kalau Arisa dan Aina sedang dalam tidur yang nyenyak.

Jadi untuk beberapa menit berikutnya, aku menutupi diriku dengan banyaknya kehangatan Sakuna-san dan kelembutan sampai aku meresa tenang.

“… Hm, aku oke sekarang”

“Ara, aku bisa melakukan ini selamanya, kamu tau? Aku akan melakukannya sampai kamu tertidur lagi”

“Begitukah? Lalu aku tak akan menahannya”

Situasinya melibatkanku dan Sakuna-san yang saling berpelukan dengan agak gelisah, di sebelah dua orang yang sedang tidur sangat nyenyak, itu sedikit menggairahkan, tapi aku sudah kosong, jadi aku tak bisa melakukannya lagi malam ini.

Dirumah, Sakuna-san biasanya mencoba membuatku dalam mood dengan serangan kombo ciuman dan sentuhan, tapi sekarang, dia memutuskan untuk memelukku dengan erat.

“Hayato-kun, untuk beberapa alasan, kupikir mimpi milikmu adalah mimpi yang bagus”

“Eh?”

“Aku punya perasaan. Ini sangat aneh”

“… Aku setuju. Kupiki juga begitu”

Mengangkat poniku, Sakuna-san mencium dahiku.

Sakuna-san tersenyum, yang penuh dengan cinta dan kelembutan, membuatku merasa nyaman.

Sebagai balasannya, aku menciumnya di bibir.

“Lalu aku akan tidur”

“… Mencium di bibir itu membuatku terangsang, Hayato-kun!”

Aku tersenyum pada Sakuna-san, yang pipinya mengembuung, dan menutup mataku.

Setelah beberapa saat, Sakuna-san tertidur juga yang kudengar dari nafasnya.

“… Aku sangat bahagia, bu”

… Aku tak tau mengapa aku memanggil ibuku disini.

Tapi untuk beberapa alasan, aku masih ingin memberitahunya… kalau aku baik-baik saja sekarang.

Dan aku senang.

“Aku tau. Selalu bahagia, Hayato”

Tepat sebelum aku tertidur, kupikir aku mendengar suara yang nostalgia.



Komentar