Wagamama Kanojo to Wakare, Bijin na Hahaoya to Musume o Sukuttara Dekiai Sareta ndaga – Chapter 50
Chapter 50 – Halloween
“Selamat Halloween!! Kalau nggak memberi permen, aku akan mengerjaimu!”
“Mengerjai?”
Hari ini tanggal 31 Oktober.
Halloween.
Eri-chan dan Miho-san keduanya berdandan dengan kostum dan meminta permen dariku, seolah memamerkan pakaian mereka.
Eri-chan mengenakan topi penyihir dengan pakaian menggoda yang memperlihatkan bagian perutnya.
Miho-san mengenakan kostum iblis yang lebih berani, hampir memperlihatkan dadanya, dengan ekor yang terpasang di bagian belakang, membuatnya tampak seperti seorang succubus.
“Ini permennya”
“Yay!!! … Eh, kalau gitu aku gak bisa mengerjaimu!?”
Reaksi Eri-chan selalu menggemaskan.
“Yukishiro-onii-san, bagaimana menurutmu pakaian ini?”
“Sangat imut, Eri-chan”
“Mufufu… Kamu bersemangat?”
“… Iya”
“Mufufu”
“Tentu saja, Miho-san juga cantik”
“Ufufu, makasih”
“Ah, ini permennya untuk Miho-san”
“Aku gak mau. Aku ingin mengerjai Yukishiro-kun”
“Mengerjaiku? Apa yang akan kamu lakukan?”
“Yah… untuk itu, kamu lihat saja nanti…”
Miho-san tersenyum dengan tatapan menggoda.
Matanya berkilauan, membuatku mengerti apa yang dia maksud.
“N-nggak… Ayo, Eri-chan. Kita makan malam dulu”
“Mou~. Yah, baiklah… Tapi nanti malam, aku akan…”
Mari berpura-pura tidak mendengar gumaman Miho-san.
“Itadakimasu!”
“Itadakimasu. Wah, ini terlihat enak sekali”
“Makasih, Yukishiro-kun”
“Aku cukup bersemangat”
“Ayo makan sebelum makanan ini dingin. Nih, ahnn”
“Ahnn”
Miho-san menyuapiku dengan ‘ahnn’.
Akhir-akhir ini, aku mulai terbiasa dengan itu.
“Ah, aku juga. Ahhn”
“Makasih, ahnn”
Kami bertiga menikmati makanan dan bersantai setelahnya…
“Yukishiro-onii-san”
“Ada apa?”
“Lihat sini”
“Baik… Nnn…”
Eri-chan menciumku sambil membawa permen di mulutnya.
Ini yang disebut berbagi permen dari mulut ke mulut.
“Yukishiro-onii-san nggak dapat permen, jadi aku bagi setengahnya”
Eri-chan tersenyum nakal.
“Eri, itu curang. Aku juga mau”
Miho-san juga mengambil sepotong cokelat di mulutnya dan mengaduknya dengan lidah.
“Mari kita buat malam ini Istimewa”
“Aku akan menemanimu sampai pagi”
Keduanya memancarkan aura yang lebih menggoda dari biasanya.
Mungkin karena memakai kostum, aku seakan mendapat ilusi bahwa mereka benar-benar akan “memakanku”.
Tatapan mereka seperti predator yang menemukan mangsanya.
“Ayo, ke sini”
“Ayo pergi”
Dipandu oleh tangan mereka, kami bertiga masuk ke kamar bersama.
Rintihan tak berhenti hingga pagi tiba.