Wagamama Kanojo to Wakare, Bijin na Hahaoya to Musume o Sukuttara Dekiai Sareta ndaga – Chapter 03

Chapter 03 – Nama Mereka

 

“Oh, ngomong-ngomong, aku masih belum dengar nama belakang Eri-chan dan ibunya”

“Kurasa kamu benar. Namaku Akasaka Miho”

“Aku Akasaka Eri”

““Terima kasih banyak””

“Tidak, aku sudah bilang bukan masalah”

Ketika mereka terlalu banyak mengatakannya, aku merasa tak nyaman.

“Umm, Yukishiro onii-san…”

“… Eri-chan, bisakah aku bertanya satu hal?”

“Eh? Ya. Apa itu?”

“Umm, apa maksudmu dengan ‘Yukishiro onii-san’?”

“Yukishiro onii-san ya Yukishiro onii-san”

Gadis ini menatapku dengan mata yang mengatakan, “Apa yang sedang kamu bicarakan?” seperti itu adalah hal yang natural.

“Begitu, jadi dari sekarang hingga kedepannya aku menjadi Yukishiro onii-san, ya…”

“Ya, senang bertemu denganmu, Yukishiro onii-san”

Setelah mengatakan itu, aku dibawa kue kamar Eri-chan.

Aku memasuki kamarnya dan melihat sekitarnya dan melihat banyak boneka imut, ada desktop computer dan berbagai peralatan.

“Bisakah aku menanyakan untuk apa ini?”

“Etto, ah, itu…”

“Oh, mungkinkah itu bukan sesuatu yang harus kutanyakan?”

“Jika itu Yukishiro onii-san, itu tak apa. Aku seorang streamer”

“Eh… apa!? Jadi kamu seorang streamer, ya…”

Gadis ini baru saja mengatakan sesuatu yang mengagumkan.

“Tapi ini bukan apa-apa, aku hanyalah streamer yang gak banyak viewer nya. Bagaimanapun, ayo main game bersama dari pada itu, bukan?”

“Ah, ya”

Eri-chan memaksaku untuk duduk.

“… Um, Eri-chan?”

“Ada apa?”

“Mengapa kamu duduk di pangkuanku?”

“?”

Lagi, dia melihatku dengan tatapan yang mengatakan, “Mengap kamu menyankanku itu?”.

“Ini kursiku”

“Dipangkuanku?”

“Ya. Ayolah, ayo cepetan kita main game:

Dengan mengatakan itu, dia memulai game fighting yang baru-baru ini keluar.

Aku memainkannya dengan semua yang kubisa, terbawa oleh hasrat untuk memainkannya bersama dengan gadis itu, dan herannya, aku memainkannya cukup baik.

“Yay, aku menang”

“Sialan, Eri-chan terlalu kuat”

“Apa… Eri hebat?”

“Ya, Eri hebat”

“Fufu”

Dia cekikikan dengan wajah puas.

Imutnya…

“Um, maaf, aku ingin ke toilet bentar, oke?”

“… Aku akan pergi bersama Yukishiro onii-san”

“Tidak, gak boleh. Kamu gak bisa ikut denganku”

“… Baiklah. Tapi cepetan balik lagi ya”

Kurasa gak mudah untuk pergi ke kamar mandi”

Ketika aku membuka pintu kamar, Miho-san memanggilku di tangga.

“Aku sudah menunggumu, Yukishiro-kun”

“H-huh?”

“Kesini dan kita ngobrol bentar denganku”

Miho-san, yang biasanya tenang, memiliki ekspresi serius, mau gak mau aku merasa bergidik, tapi…

“Bisakah aku ke toilet dulu?”



Komentar