Wagamama Kanojo to Wakare, Bijin na Hahaoya to Musume o Sukuttara Dekiai Sareta ndaga – Chapter 01

Chapter 01 – Setelah Aku Lelah Dengan Pacarku yang Setengah Hati dan Kami pun Putus…

 

“Hahaha! Ini sangat lucu. Ya, itu benar”

Pacarku itu cantik.

Saat pertama kali dia menyatakan cintanya padauk, kupikir itu mimpi atau sesuatu.

Kupikir tak mungkin bagi gadis secantik dirinya itu menyukaiku.

Ketika kami mulai berpacaran, aku bahkan gugup meski hanya sekedar pegangan tangan untuk pertama kalinya.

Pada saat itu, aku telah jatuh cinta begitu dalam padanya tidak seperti sebelumnya.

Tapi belakangan ini, dia mulai menghabiskan waktunya untuk bermain game, teman online, dan idola favoritnya.

Pada awalnya, aku tidak terlalu memikirkannya atau merasa terganggu karena setiap orang punya hobinya masing-masing, tapi belakangan ini menjadi lebih buruk.

Contohnya saja, hari dimana kami seharunya berkencan.

Ketika tiba waktu ketemuan, dia tidak datang, dan setelah menunggu sekitar 2 jam, dia menjawab [Maaf, aku gak bisa datang].

Ketika aku bertanya mengapa, dia mengatakan karena ada live stream dadakan.

Yah, aku bisa memafkannya kali ini, tapi itu menjadi kebiasaan…

Itu saat kami merayakan satu tahun jadian kami.

“Kita sudah bersama untuk waktu yang lama, mengapa kita tidak mengurangi pertukan LINE kita? Sejujurnya, itu merepotkan. Juga, ini sudah merepotkan untuk pergi berkencan, jadi kita hanya perlu pergi ke sekolah bersama kan?”

Dia mengatakan itu saat hari jadian kami.

Tapi aku masih bertahan.

“Ah, aku lelah… oh, kau disini” (TN ENG: dia menggukanan “Anta” yang jarang dipakai diantara orang yang berpacaran)

Dia menggunakan cara yang tak biasa untuk menyapamu.

“Aku akan menonton streamer favoritku, jadi aku gak bisa memberimu perhatian. Bisakah kau pergi?”

#Bang

“… tus”

“Huh, apa yang kau katakan? Aku gak bisa mendengarmu. Bicara yang jelas”

“… Kita putus”

“… Huh?”

“Aku putus denganmu! Jangan main-main denganku”

“… Huh? Tunggu sebentar. Ada denganmu tiba-tiba?”

Aku mulai muak akan segala tentangnya.

“Ini bukan tiba-tiba! Itu sikapmu! Aku muak. Keegoisanmu, tidak imut, dan kau tidak memikirkan pacarmu bahkan sedetik pun! Aku tidak bisa melakukan ini lagi! Aku putus denganmu”

“Huh? Apa kau yakin? Kau putus dengan pacar yang imut ini?”

“Keimutanmu hanya saat pertama saja. Ah, lupakan. Yang jelas kita putus”

“… Sungguh?”

“Ya. Sejujurnya, sebuah kesalahan untuk berpacaran denganmu. Jangan bicara padauk lagi”

“!? Huh? Fine, bukan masalah besar. Ayo putus. Dengan itu, aku bisa menghabiskan waktuku untuk Rei-kun”

“Ya, silahkan dan lakukan semaumu. Selamat tinggal”

Aku berlari keluar dari rumah pacarku dan berlari tanpa tujuan.

Aku menyebrang ke jalan yang tak kukenal, perlintasan kereta api yang tak kukenal, dan lampu lalulintas sampai aku menemukan diriku di tempat dimana aku tak tau ini dimana.

Matahari sudah terbenam, dan sekitarnya pun mulai gelap.

“Dimana tempat ini?”

Aku bergumam dengan lembut, tapi tentu saja, tak ada jawaban dari pertanyaanku itu.

Namun, berlari membuat pikiranku bersih.

“… Sekarang, bagaimana aku bisa pulang dari sini?”

Dengan itu dalam pikiranku, aku membuka smartphone ku.

Oh, aku berlari sejauh itu…

Tersesat dalam perenungan, aku tiba-tiba menyadari pria yang tampak mencurigakan dengan pakaian serba hitam lewat didepanku.

Setelah mengkonformasi dia melewatiku, aku secara diam-diam bersembunyi dalam kegelapan dan mengobservasi aksinya.

Pria itu, setelah lirik sana sini dengan gugup, memasuki sebuah rumah.

“… Mencurigakan”

Dibawa oleh perasaan penasaran, aku diam-diam mengikutinya.

… Mungkin aku sendiri yang terlihat lebih mencurigakan.

Pria itu mengelilingi halaman belakang, membuat lubang kecil di jendela, dan membuka kuncinya lalu masuk ke dalam.

… Oh tidak, bukankah ini buruk?

Aku mengeluarkan smartphone ku dan memutuskan untuk menelpon polisi untuk berjaga-jaga.

Merasa ketakutan, kakiku terhenti.

… Tidak, aku tak bisa membiarkan ini terjadi.

Aku harus melindungi rumah ini.

“Berhenti! Be-berhenti, tolong!”

“Diamlah! Serahkan buku bank dan semua uang dan kartunya!”

Ini mulai menjadi berbahaya, aku harus gerak cepat…

Dengan itu dalam pikiranku, aku memasuki rumah tanpa membuat suara.

“Oho… kau punya tubuh yang bagus”

“Hiii! Hentikan”

Seorang gadis di dalam hendak melepas pakaiannya secara paksa saat dia diangkang oleh penyusup itu.

Bagus, dia tidak menyadariku. Sekarang waktunya!

Aku berlari kedepan dan mengirimkan tendangan kuat ke punggung pria itu, membuatnya tumbang.

Aku dengan cepat menguncinya, dan menjepitnya.

“ARGH! Siapa loe njiing!”

Pria itu secara naluriah meraih sakunya dan mengambil pisau, tapi aku malah mengambil pisau itu.

“Argh!”

Pisau itu sangat tajam, dan dengan sedikit goresan, darah menetes kebawah bilah dan gagang pisau dan ke wajah pria itu.

Sial, ini sakit.

Mengapa polisiny lama sekali!?

Aku berhasil mengambil pisau dan menahan pria itu sekitar sepuluh menit.

Akhirnya, polisi tiba dan pria itu pun ditangkap.

Aku dibawa untuk diintrogasi, dan itulah bagaimana hari itu berakhir.



Komentar