Kodokuna Ore to Kokōna Sewayaki Megami-sama – Chapter 128

Chapter 128 – Bertemu Lagi dan Kebulatan Tekad

 

POV Sara

Lebih cepat… lebih cepat ke rumah Kazunari-san…

Kami baru saja tiba di rumah, dan aku hendak pergi ketika Ibu menghentikanku.

“Aku akan memberimu tumpangan”

“Oh, kalian berdua akan keluar?”

“Ke rumah Natsume-san”

“Hahaha, secepat ini? Kalian berteman baik seperti biasa. Nikmatilah. Aku akan tiduran dulu karena aku akan segera pergi bekerja”

Percakapan berlanjut tanpa aku mengatakan apa-apa.

Tidak masalah, aku boleh meninggalkan rumah.

“Jadi dimana? Ke rumah Takanashi-kun?”

Seperti yang diharapkan, Ibu tau.

“Ya… aku sangat ingin bertemu dengannya hari ini”

“Aku mengerti. Setelah mengirimmu ke sana, aku akan kembali. Hubungi aku jika kamu sudah siap untuk pulang”

Kupikir dia akan menghentikanku pergi, tapi bukan itu masalahnya.

Namun, bahkan jika dia menghentikanku, aku sama sekali tidak berniat untuk tidak pergi.

Karena Ibu mungkin mengetahuinya, dia berusaha keras untuk melakukan ini.

“Mengapa lampunya padam?”

“Kazunari-san tidak keluar malam-malam seperti ini, kan?”

“Aku mengiriminya pesan sebelum meninggalkan rumah untuk memastikan, tapi dia masih belum membacanya”

Aku menahan diri untuk tidak menelepon karena ada kemungkinan Kazunari-san sedang keluar.

Namun, tidak masuk akal kalau dia keluar pada jam segini.

Mari kita periksa apakah dia ada di dalam.

#Knock knock… #Klik…

Ketika aku membuka pintu, aku melihat sepatunya.

Apakah dia sedang tidur?

Jika begitu, aku akan pergi dan kembali untuk hari lain.

 

✻✻✻✻✻

 

POV Kazunari

Dengan suara pintu terbuka, aku bangun.

Sara-san!?

Lingkungannya gelap karena lampu tidak menyala, tapi itu tidak masalah.

Hanya ada satu hal di pikiranku – untuk menemui Sara-san.

Sara-san sepertinya memperhatikan saat aku mendekatinya.

“Kazunari-san? Itu kamu, kan?”

Aah… itu suara Sara-san.

Mendengar suara Sara-san, yang sudah lama tidak kudengar, menusuk hatiku.

Kekhawatiranku tentang Yuzuha perlahan menghilang.

“Sara-san…”

Aku mencoba berbicara seperti biasa, tapi yang keluar adalah suara yang lemah.

“Kazunari-san!!!”

Mendengar suaranya membuat seluruh tubuhku kaget.

Sara-san menabrakku dengan kekuatan besar.

Setelah itu, dia memelukku, memelukku dengan erat.

Aku membalas pelukan Sara-san dengan meletakkan tanganku di punggungnya.

“Sara-san… Sara-san…”

Ah!

Sudah berapa lama aku menunggu pelukannya?

Kebahagiaan ini.

Ini adalah murni kebahagiaan.

“Kazunari-san, aku sangat merindukanmu!”

“Aku juga… merindukanmu, Sara-san”

Apakah aku menunjukkan senyum bahagia padanya dengan benar?

Apakah aku berperilaku normal?

Pikiran tentang Yuzuha dan kerinduanku padanya, emosiku tidak stabil sekarang.

“Fufu… sebelum hal lain, aku harus melakukan apa yang aku janjikan”

Setelah mengatakan itu, Sara-san memeluk kepalaku dan menarikku ke dadanya.

Aaa… bau Sara-san… bau Sara-san yang kucintai…

“Kazunari-san, kamu melakukan yang terbaik saat aku pergi. Anak baik, anak baik~”

Dengan lembut dan perlahan, Sara-san membelai kepalaku.

Kebaikannya mewarnai hatiku… aku seharusnya tidak, aku seharusnya tidak menangis.

Sara-san mempererat pelukannya dengan menerapkan sedikit kekuatan.

“Selama lima hari terakhir ini, pikiranku penuh dengan ini dan bagaimana memberikannya padamu saat kita bertemu lagi. Aku merasa sangat lega bahwa aku bisa melakukannya sekarang”

“Aku juga. Aku hidup dengan memikirkan Sara-san dan betapa aku berharap kamu kembali dengan cepat dan tidak ada yang lain…”

Keinginan menyedihkanku keluar.

Selama lima hari ini, aku tidak memikirkan apapun kecuali Sara-san dan kapan dia akan kembali.

Itu sebabnya aku sangat gembira saat ini.

Dan juga… kebencianku pada Yuzuha karena dia mengganggu perasaan bahagia ini dan membuatku memikirkan hal-hal yang tak perlu.

“Bisakah aku menyalakan lampu? Kita tidak bisa melihat wajah satu sama lain seperti ini. Jangan khawatir. Kita selalu bisa melakukan ini bahkan saat lampu menyala”

Jadi, Sara-san menoleh ke arah saklar lampu.

Apakah aku tersenyum dengan benar?

Aku tidak ingin Sara-san mengkhawatirkan sesuatu yang tak perlu.

Ini semua salah Yuzuha.

Kalau saja dia tidak muncul di tempat itu…

Kalau saja kami belum pernah bertemu.

Meskipun aku sudah melupakan semuanya…

Meskipun aku ingin melupakannya…

Saat aku sedang mempersiapkan diri, Sara-san menyalakan lampu.

“Sekarang, semuanya menyala. Fufu. Biarkan aku melihat wajah Kazunari-san…”

Ekspresi mendung membayangi Sara-san.

“Kazunari-san, apakah semuanya baik-baik saja?”

Sara-san menyadarinya.

Aku tak punya kata-kata untuk diucapkan.

“Kazunari-san… Jika kamu merasa tidak nyaman membicarakannya, jangan khawatir. Aku tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Jadi jangan ragu untuk mengatakannya padaku”

Melihat wajah khawatir Sara-san dan keinginanku untuk dimanja, aku memberitahunya.

Dia mungkin sudah melihat melalui topengku.

Karena aku secara mental tidak stabil, kebaikan dan kepastian Sara-san melegakanku.

“Maaf… hari ini… aku bertemu dengan teman masa kecilku…”

“!?”

Ekspresi terkejut menutupi wajah Sara-san.

Dia tak pernah mengharapkan topik itu.

“Aku bertemu dengan seseorang yang tidak ingin kutemui… dan akhirnya berbicara dengan orang itu. Kupikir itu berjalan dengan baik, tapi aku masih khawatir”

Aku mencoba menyelesaikan sisa ceritanya tapi tidak bisa karena Sara-san memelukku dengan erat.

“Tidak apa-apa… Semuanya baik-baik saja sekarang. Aku disini bersamamu. Kamu pasti merasa tidak nyaman bertemu dengan teman masa kecilmu, kan?”

Mengencangkan pelukannya, Sara-san perlahan mengeluarkan kata-kata penenang.

“Maaf. Aku tidak ada di sana ketika itu terjadi. Aku tidak bisa membayangkan betapa gelisahnya dirimu”

Perlahan dan lembut, Sara-san membelai kepalaku berulang kali.

Kecemasan yang kurasakan tentang Yuzuha sepertinya sudah hilang.

Menilai bahwa aku sudah sedikit tenang, Sara-san mendekatkan mulutnya ke telingaku.

“Kazunari-san. Apakah kamu masih takut membicarakan masa lalumu? Tak peduli apa itu, aku akan baik-baik saja”

Setelah mengatakan itu, dia menjauhkan diri dan menatapku langsung.

Dia memiliki tampilan yang teguh dan tak tergoyahkan.

“Aku tak tau kenapa Kazunari-san takut. Tapi jika mengatakan itu akan membuatmu meninggalkan sekolah, aku siap untuk pergi bersamamu. Aku siap untuk membuang hidupku di sini dan mulai di kota lain. Ingatlah bahwa aku ada di pihakmu, apa pun yang terjadi” (TN: Cewe idaman beut)

#Menggigil

Aku terkejut.

Aku tau kalau Sara-san mempercayaiku lebih dari orang lain.

Aku tau kalu dia akan memihakku jika aku punya masalah.

Namun, aku tak tau dia sepeduli ini.

Sara-san bisa bertindak sejauh ini untukku… maka aku tak perlu takut… itulah yang ingin dia katakan.

Perasaan Sara-san… haruskah aku membiarkan semuanya keluar?

Bukankah itu menyedihkan bagiku?

Karena ini tentang masa laluku, seharusnya aku yang mengatasinya.

Aku memiliki pemikiran kedua sekarang.

Tapi pertama-tama aku harus memberitahu Sara-san semuanya.

Maka selanjutnya adalah Hayato.

Aku tak tau rencana Yuzuha, tapi dia mungkin akan menggunakan Hayato seperti yang dia lakukan padaku.

Namun, jika aku bisa menghentikan rencananya, maka itu sudah cukup bagiku.

Sisanya akan tergantung pada bagaimana pihak lain akan bermain…

Jika ini akan menjadi penyelesaianku, maka biarlah.

Jika mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka…

Mungkin karena perasaanku campur aduk saat ini, aku tidak bisa menahan tawa saat memikirkan pikiran seperti itu.

Komentar