Kodokuna Ore to Kokōna Sewayaki Megami-sama – Chapter 117

Chapter 117 – Tak Peduli Siapa

 

“Terima kasih banyak untuk hari ini, Mayu-chan” 

“Aku bisa bertemu Yot-chan, ditambah aku bisa melihat kembang api, jadi semuanya bagus” 

Para ibu-ibu melanjutkan percakapan ramah mereka satu sama lain sambil membereskan tenda. 

Kami juga membantu, tapi aku sangat marah pada diriku sendiri karena menjadi begitu menyedihkan yang membuatku tak bisa tertawa bersama mereka. 

Dan sebelum aku mengetahuinya, beres-beresnya selesai dan kami mengucapkan selamat tinggal. 

“Semuanya, terima kasih banyak. Sara-chan, silahkan datang lagi jika kamu suka” 

“Ya, terima kasih” 

“Lalu, sampai jumpa lagi, Yot-chan” 

Dan begitulah bagaimana kegiatan kembang api berakhir. 

 

✽✽✽✽✽

 

“Sebelum kita pulang, aku ingin berhenti sejenak di suatu tempat” 

Kata Mayumi-san sesaat setelah mulai mengemudi. 

“Ini tidak akan memakan banyak waktu, jadi tolong bersabarlah” 

Dengan kata itu, mobil mulai menanjak ke arah jalan gunung, dan setelah sedikit mengemudi, kami tiba di sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah bukit. 

Kemudian mobil diparkir dit tempat yang tampak seperti tempat parkir. 

“Semuanya, kita disini” 

Sepertinya kami tiba di tempat tujuan Mayumi-san. 

Itu adalah area yang agak lebar dan tinggi, dan mengingat waktunya, masih ada sejumlah orang, dan cukup anehnya, kebanyakan dari mereka adalah pasangan. 

“Untuk beberapa alasan, banyak orang seperti itu disini” 

“Ya, aku ingin tau mengapa” 

Natsumi-senpai dan Hayato tidak mengatakan bahwa disana banyak pasangan secara langsung, tapi mereka meresa mereka tidak pada tempatnya. 

“Itu indah…” 

Suara Sara-senpai yang terkagum-kagun bergema. 

Berdiri disamping Sara-senpai, aku melihat pemandangan malam di puncak bukit. 

“… Itu menakjubkan” 

“Ya. Aku tak pernah melihat pemandangan malam seperti ini…” 

Aku dan Sara-senpai, kami berdua tertegun oleh pemandangan malam dengan kilauan cahaya dari arah kota di puncak bukit. 

Dan sebelum kami mengetahuinya, Natsumi-senpai dan Hayato muncul di samping kami dan terlihat sama-sama takjub. 

Apakah Mayumi-san membawa kami kesini untuk ini? 

Sebenarnya tempat apa ini? 

“Fufu… kalian ingin tau mengapa aku ingin datang kesini?” 

Mayumi0san bertanya dengan ekspresi nakal. 

“Tidak…” 

“Bagaimana bisa kami tau, bu? Aku senang bahwa aku bisa melihat pemandang malam yang indah ini, tapi tempat apa ini?” 

Masih dengan eskpresi nakalnya, Mayumi-san berkata. 

“Tempat ini… adalah tempat dimana orang itu mengaku padaku” 

Pada pernyataan bom Mayumi-san, kami semua terdiam. 

“Setelah kami menonton pertunjukkan kembang api bersama, dia mengatakan padaku ada suatu tempat yang ingin dia singgahi” 

Mayumi-san mulai berjalan sambil melihat pemandangan malam. 

Kami mengikuti Mayumi-san dan tiba di tempat yang seperti gerbang dengan lonceng besar yang menempel. 

“Dikatakan bahwa jika dua orang membunyikan lonceng itu bersama-sama, kamu akan mendapatkan kebahagiaan. Aku tidak melakukannya waktu itu, tapi orang itu sepertinya sudah menelitinya sebelum dia mengundangku ke pertunjukkan kembang api…” 

Sambil mengatakan itu, dia membunyikan loncengnya dengan perasaan yang agak penuh kasih. 

“Aku terkejut karena itu terjadi begitu tiba-tiba. Ketika aku masih terkejut dengan pemandangan malam, dia tiba-tiba mengaku padaku” 

Kami mulai berjalan lagi, melihat pada pemandangan malam. 

Kami masih terdiam. 

Apakah itu karena Mayumi-san atau karena atmosfir tempat itu sendiri, aku entah bagaimana meresa kalau aku tidak harus berbicara. 

“Jadi, ini adalah tempat yang tak terlupakan. Sejak aku sudah lama tak kesini, aku hanya merasa harus mampir” 

“Itu benar-benar cerita yang indah, Mayumi-san” 

“Aku benar-benar bersyukur bahwa kamu menunjukkan kami tempat yang indah ini” 

Natsumi-senpai mengeluarkan kesannya. 

Setelah itu, Hayato mengikutinya. 

Aku juga berpikir kalau itu adalah cerita yang bagus. 

Sara-senpai… 

Aku melihat ke Sara-senpai dan menyadari bahwa dia menatap lonceng itu. 

Aku tak bisa mengatakan apa yang dia pikirkan dari ekspresinya, dia hanya mentap lonceng itu. 

Aku bertanya-tanya, apa yang dia pikirkan? 

Mungkin sesuatu tentang orang tuanya… 

Tapi saat aku menatap Sara-senpai, aku merasa hatiku menjadi liar. 

Masih ada orang di sekitar kami. 

Natsumi-senpai, Hayato, dan bahkan Mayumi-san ada disini. 

Aku memperlihatkan sisi menyedihkanku di pertunjukkan kembang api. 

Aku bahkan membuat Sara-senpai mengapatan bahwa dia menungguku. 

Mendengarkan cerita Mayumi-san, aku bahkan merasa lebih menyedihkan. 

Aku harus berhenti menjadi menyedihkan. 

Tak puduli siapa yang bertanya, aku harus bisa mengatakannya dengan bangga. 

Tak peduli dimana tempatnya, aku perlu mengatakan ke Sara-senpai bagaimana perasanaanku. 

Itu benar. 

Aku tau Sara-senpai menungguku, aku masih belum melakukan apapun! 

“Sara-senpai! … Tidak, Sara-san!!!” 

Suaraku yang tak pada tempatnya bergema di bukit yang sunyi. 

Komentar