Kodokuna Ore to Kokōna Sewayaki Megami-sama – Chapter 114

Chapter 114 – Yukata

 

“Jadi, apa yang terjadi?” 

Melihat Sara-senpai yang tidak membiarkanku pergi, Natsumi-senpai bertanya dengan tatapan bingung. 

“Yah~… bisakah kita katakan kalau mereka dalam hubungan yang baik?” 

Hayato terkekeh saat dia menindaklanjuti dengan cara yang halus. 

Istirahat makan siang. 

Kami seharusnya makan siang bersama, dan setelah tiba, Hayato dan Natsumi-senpai sudah tiba disana. 

Pada awalnya, Natsumi-senpai tersenyum melihat bagaimana Sara-senpai menempel padaku, tapi dia tampak terkejut dengan keengganan Sara-senpai untuk melepaskanku. 

“Sara-senpai” 

Dia masih cemberut, meskipun imut melihat betapa kesalnya dia. 

Sambil memanggil namanya, aku menepuk kepalanya. 

“Maaf, Sara-senpai. Itu tidak akan terjadi lagi. Lain kali, aku akan menolak lebih jelas. Bahkan bagiku, aku tidak suka jika seseorang memanggil Sara-senpai seperti itu” 

Saat aku mengatakan kata-kata itu padanya, melekatnya dia berubah menjadi meringkuk. 

Apakah suasana hatinya membaik? 

“… Hmm, aku tau itu Satsukawa-senpai… Tapi meski begitu, aku tak percaya apa yang terjadi di hadapanku” 

Hayato menatap kami dengan ekspresi yang mengatakan dia telah melihat sesuatu yang luar biasa. 

“Jangan khawatir. Kamu bukanlah satu-satunya. Aku juga tidak menyangka akan seburuk ini” 

Aku ingin tau apanya yang baik-baik saja tentang situasi ini. 

 

✽✽✽✽✽

 

“Ini, ah~n…” 

(TN: Ah, here we go again) 

#Chomp 

#Munch #Munch 

“Hei? Bukankah tangan kananmu… sudahlah” 

Kupikir Natsumi-senpai akan ikut campur, tapi dia tiba-tiba berhenti dan mundur. 

Reaksinya adalah salah satu yang belum pernah kulihat sebelumnya… 

Ngomong-ngomong, Hayato masih makan siang dengan ekspresi terkejut. 

Aku harus sampai ke poin utama dengan cepat. 

“Jadi, Mayumi-sa… ibu Sara-senpai mengundang kami untuk pergi ke pertunjukan kembang api. Apa yang kalian pikirkan?” 

“Aku baik-baik saja dengan itu. Aku memiliki istirahat dari kegiatan klub. Itu sama untuk anak laki-laki, kan?” 

“Ya, kami juga sedang istirahat. Tapi apakah tidak apa-apa bagiku untuk pergi bersamamu?” 

Hayato mungkin menanyakan ini dengan sikap sopan karena perhatiannya pada Sara-senpai daripada Natsumi-senpai. 

Aku menatap mata Sara-senpai, dan dia mengangguk seolah dia mengerti apa yang ingin kukatakan. 

“Uwaah… Keduanya saling memahami hanya dengan melakukan kontak mata” 

Aku mengabaikan tusukan Natsumi-senpai untuk saat ini. 

“Yokogawa-san, jika kamu mengkhawatirkanku, jangan khawatir. Karena Kazunari-san yang mengundangmu, aku tidak masalah sama sekali” 

“Hayato, ayo pergi bersama” 

Mendengar bujukan halus Sara-senpai dan kata-kataku, Hayato mengangguk dengan gembira. 

“Makasih. Kalau begitu aku akan dengan senang hati pergi bersamamu… Kazunari, makasih” 

Dia berulang kali mengucapkan terima kasih kepadaku. 

Mungkin dia melakukannya karena kesempatan yang kuberikan padanya tentang Natsumi-senpai. 

Sebagai seorang teman, aku ingin memberikan dukungan kepada Hayato sebanyak yang kubisa. 

Tapi maaf, aku juga ingin berduaan dengan Sara-senpai, dan untuk itu, aku ingin mempercayakan Natsumi-senpai padanya. 

“Oke, kalau begitu sudah diputuskan! Fufu~ Aku harus memamerkan yukataku. Takanashi-kun dan Yokogawa-kun, bersiaplah untuk jatuh cinta padaku!” 

“Tidak ada hal seperti itu yang akan terjadi pada Kazunari-san, jadi jangan harap itu terjadi, oke?” 

Sara-senpai membalas lelucon Natsumi-senpai dengan wajah datar. 

Meski begitu, itu imut ketika Sara-senpai membalasnya seperti itu. 

 

✽✽✽✽✽

 

Setibanya di stasiun, Hayato sudah ada di sana. 

Dia memakai pakaian kasualnya. 

Karena Sara-senpai akan memakai yukata, aku juga ingin memakainya. 

Tapi itu di rumah orang tuaku, dan karena itu, aku memakai pakaian biasaku. 

Syukurlah Hayato memakai pakaian santai. 

Aku akan terlihat tidak pada tempatnya jika dia memakai yukata atau jinbei. (TN ENG: Jinbei adalah jenis pakaian yang dipakai Jinbei dari One Piece) 

“Maaf membuatmu menunggu, Kazunari-san” 

“Maaf membuat kalian berdua menunggu” 

Aku berbalik saat mendengar suara Sara-senpai dan Natsumi-senpai datang dari belakang. 

Di sana aku melihat Sara-senpai, memakai yukata. 

“………” 

Kukira di sinilah aku kehilangan kata-kata. 

Sara-senpai dalam yukata sangat, sangat cantik. 

Rambut hitam panjangnya rapi dan sopan dan dia membawa dompet bermotif kucing yang imut. 

(TN: Sialaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnn gak ada ilustrasinya euy) 

Dan melihatnya memakai yukata… aku tidak bisa. 

Aku dipermalukan oleh kurangnya kosa kataku. 

Yang bisa kukatakan adalah bahwa Sara-senpai itu cantik. 

Bagaimana aku bisa memuji Sara-senpai dengan memuaskan? 

“… Kazunari-san…” 

“………” 

“Takanashi-kun?” 

“Oi, Kazunari?” 

“………” 

“Ini mah sudah tak ada harapan” 

Aku sangat terpesona sehingga aku tak bisa mendengar suara-suara di sekitarku. 

“Umm… Kazunari-san…” 

“Sara-senpai, kamu terlihat sangat cantik. Aku ingin mengatakan lebih banyak, tetapi tidak bisa memikirkan kata-kata yang tepat…” 

ku terlalu terpesona sehingga pikiranku keluar dari mulutku. 

Saat aku mengatakan itu, Sara-senpai menunduk, malu, dan mulai memutar-mutar jarinya. 

“Maafkan aku… hanya saja kamu sangat cantik sehingga aku…” 

“T-terima kasih banyak. Aku mengerti. Aku mengerti apa yang ingin Kazunari-san katakan, dan kamu harus berhenti karena… umm… itu memalukan…” 

Sara-senpai mendekatiku dengan wajah merah cerah dan menempel tepat di sampingku dengan erat, berusaha menyembunyikan tatapan malunya. 

Sara-senpai sangat imut sehingga kami berdiri bersama seperti itu sampai Natsumi-senpai memarahi kami. 

Komentar