Gakuen de wa Takane no Hana Dearu Osananajimi ga Ore no Mae Dakede wa Ero Kawai Sugite Yabai. Ore wa Risei o Tamotsu no Ni Seiippai – Chapter 43

Chapter 43

 

POV Saori

Guhehe…

Hari ini, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Amane-kun tertidur.

Apa karena aku tidak melakukan prank padanya belakangan ini?

Kapanpun aku pergi membangunkannya, dia sudah bangun duluan.

Dia pastinya merindukan prank ku.

Aku mengerti, Amane-kun.

Hari ini, aku akan neg prank padamu.

Apa yang harus kulakukan meski ini hanyalah prank…?

Aku biasa memikirkannya di malam sebelumnya dan lalu pergi tidur jadi aku bisa beraksi langsung… tapi hari ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama… tanpa rencana.

Ah, …… Amane-kun, tangan kananmu mengatakan halo dari futon, kan? Itu maksudnya kamu ingin aku untuk menjilati jari-jarimu, kan?

Dengan pikiran itu, aku dengan cepat mendekatinya dan mengangkat tangan kanannya.

Ah… sungguh nikmat…

Rasa Amane-kun yang sudah lama tak kurasakan…

“Itadakimasu. Hm… rero…… ♥nh~…… Jilat jilat♥♥……”

Ah enak… Amane-kun, sangat enak…

“Jilat…♥ hah~…… hahaha♥”

“Nnnn……… Nhhhh…”

Ah, itu hampir saja.

Aku hampir saja membangunkan Amane-kun karena apa yang kulakukan.

Tangan kanannya basah karena air liurku.

Amane-kun, kamu beruntung.

Air liur dari gadis cantik sangat berharga…

Paman menjijikan yang perjaka juga membelinya secara online……

Urghh… aku merasa mual hanya dengan memikirkannya…

Tapi jangan khawatir. Amane-kun.

Air liurku hanya untukmu.

Sambil aku melakukannya, haruskah aku melakukannya dengan tangan kirirmu juga?

Sudah tidak ada rasanya lagi di mulutku tangan kanan Amane-kun …

Tangan kiri… tangan kiri…

Aku menggapai ke bawah selimut dan mencari tangan kirinya.

Itu sangat sulit untuk menemukannya…

Dimana itu sebenarnya…?

Aku mencoba untuk menyerbu kasur Amane-kun dan mencarinya langsung, dan ketika aku akan berdiri – “Kya!!!”

Mungkin karena aku telah duduk dengan berlutut sampai beberapa meinit yang lalu… aku terjatuh.

Aku terlentang, dan aku mengenai Amane-kun yang sedang tertidur.

“Ggghh……!!!!”

“Ou… ouch……”

I-i-ini… hal yang ada tepat di depan wajahku adalah…… ko**** Amane-kun……

“Saori–!!!!!!! Apa yang kau lakukan!!!!!!!!!!! Bash……!”

“Ahhh…”

Saat aku hendak mengkonfirmasi ko**** Amane-kun, aku mendapatkan tebasan keras dari Amane-kun.

Setelah itu, dia bangun dan menceramahiku.

Komentar