For Some Reason, My Ex-girlfriend, Who Lost Interest in Me, and My Current Girlfriend, Whom I’ve Known Since Childhood, Are Now Fighting Over Me – Chapter 56

Chapter 56

 

POV Komori Shota

“Apa maksudnya ini? Tolong jelaskan padaku”

“Um…”

Setelah meninggalkan Mitsubishi Outlet Mall, aku berpisah dengan Mayu-nee.

Aku punya waktu tersisa untuk kuhabiskan sebelum janjiku dengan Natsukawa-san, tapi saat bus tiba, Mayu-nee berkata, “Ayo akhiri hari ini”.

Ngomong-ngomong, ketika aku mencoba untuk duduk di sebelahnya di bus perjalanan pulang, aku secara tegas ditolak dengan, “Jangan duduk bersebelahan, Sho-chan! Bagaimana jika bahu kita saling bersentuhan!?”.

Huuu. Itu benar.

Hanya karena kami pasangan (dalam penyamaran), itu bukan berarti kami diizikan untuk saling berdekatan.

Aku mungkin terlalu terbawa suasanan setelah menjadi sedikit lebih keren.

Maafkan aku untuk itu.

Kebetulan, Izumi-san langsung mengontakku setelah aku berpisah dengan Mayu-nee.

Dia berkata dia ingin kita untuk bertemu jika memungkinkan.

Rupanya, seperti kami, Izumi-san baru saja mau pulang.

Itu tak perlu untuk mengkonfirmasi masalahnya, seperti tentang masalah yang di maksud.

Jadi kami bertemu di coffee shop…

Tatapanku jatuh pada Izumi-san, yang sedang memakan super-sized deluxe parfait dengan kecepatan super cepat.

Pesta makan adalah hal yang tepat untuk di eskpresikan.

Selain itu, matanya merah.

Itu mudah untuk membayangkan kalau dia sudah menangis sebelum kedatanganku.

Apa yang paling menyakitkan adalah bahwa dia menatapku dengan matanya yang terbalik.

Aku benar-benar tidak mood untuk ini.

Maksudku… ini adalah pertengkaran kekasih tak peduli bagaimana kau melihatnya!

Dan ini adalah bencana di tengah para penonton!

Aku meresa seperti aku terjebak.

Terima kasih untuk ini, aku bisa mendengar para pelanggan disekitarku berbisik, “Ada apa itu…? Perselingkuhan?”

Itu adalah rentetan tatapan dan komentar sinis yang terkonsentrasi.

Jika memungkinkan, aku ingin kalian untuk membisikkannya jadi aku tak bisa mendengarnya.

Munkin ini disengaja?

Aku merasa sangat tak nyaman.

“… Jadi? Siapa perempuan itu?”

(((Bisik-bisik)))

Whoa! Dia melempar sesuatu yang seharusnya tidak ia miliki!?

Dia mendapati semua orang dimana mereka mulai curiga!

Izumi-san, kau harusnya tau bahaya mengatakan sesuatu seperti itu di situasi seperti ini!

Bisakah kau berhenti mencoba untuk melampiaskan frustasimu atas pacarmu yang menyelingkuhimu itu padaku!?

Hanya perlu kau tau, aku bukan sandbag!

Ohashi Kengo-kun lah yang mendukanmu, dan meskipun aku tak punya sesuatu yang terkait dengan itu, aku satu-satunya yang jadi tersangka.

Ini sangat tidak masuk akal.

“Um, Izumi-san… jika memungkinkan… bisakah kamu menahan diri dari mengatakan sesuatu yang membuat kita terlihat seperti pasangan yang bertengkat karena tak ada alasan? Aku tak tahan dengan hati lemahku–”

Izumi-san tersenyum jahat pada permohonanku.

Oh tidak, gadis ini!

Bukannya merenung, dia malah akan mengejarku!

Dia tau para pelanggan sedang mendengarkan dan dia mencoba untuk mengacaukanku!

Siapa saja! Tolong jadilah saksiku!

Kalau terus begini, aku akan berakhir sebagai seorang womanizer!

“–Jangan bertindak layaknya aku adalah pacarmu… Kamu pergi terlalu jauh! Apa kamu mau mengatakan kalau apa yang terjadi malam itu hanya untuk bersenang-senang!?”

(((Bisik-bisik)))

Hei, jika kau mengirim sebuah pukulan mematikan  seperti itu–

“Menjijikan”

“Musuh para wanita”

“Sampah”

“Kuharap dia mati”

Itu dia, game over!

Opini para pelanggan sudah terkonfirmasi!

Sudah tak mungkin untuk mengubahnya.

Sudah diatur seumur hidup!

Aku sekarang pria paling bang**t di tempat ini!

Jika aku menyerah, apa permainannya berakhir disini?

Hah~.

Aku bertanya-tanya jika aku bisa mengatakan hal yang sama setelah mendengarkan pelecehan semacam itu tadi.

Ngomong-ngomong, ‘Musuh para wanita’ dan ‘kuharap dia mati’ tidak dilemparkan padaku oleh mahasiswi, tapi oleh pria tua berusia lima puluhan!

Aku sangat ingin memberinya sebuah tsukkomi, tapi tak ada seorang pun disini yang ada di pihakku!

“Bagaiman bisa kamu memilihkan pakaian dalam wanita lain ketika kamu memilikiku?”

Ah, maaf, Izumi-san.

Bisakah kamu diam?

Ini keterlaluan! Pria tua itu bahkan berkata, “Itu tidak mungkin benar”.

Aku hanya melakukan percakapan sehari-hari dengan gadis di dalam hidupku, dan aku hebivora yang tidak menarik yang tak pernah punya pacar dalam hidupnya.

Apa semua ini pembicaraan tentangku?

Kukira harusnya Izumi-san sudah merasakan kalau HP ku sudah mencapai titik merah.

“Tentu saja, menghadapi adegan kritis seperti itu membuatku ingin melampiaskan frustasiku”

Aku mengerti bagaimana perasaanmu, tapi tolong berhenti mencoba untuk merasa lebih baik dalam bentuk kematian sosialku!

Tapi ayo berpikir tentang ini dari perspektif sebaliknya.

Misalkan, sebagai contoh, kalau aku punya pacar.

Jika aku menyaksikan di dalam ruang ganti bahwa pacarku ada disana bersama pria lain untuk memilih pakaian dalam–

Whoa, itu mengejutkan otakku hingga tak bisa menerimanya.

Aku tak akan bisa pulih.

Aku tak bisa berhenti merasa mual.

“Sebenarnya, setelah itu… aku bertemu Kengo-san”

“Apa!?”

Dan disini kau mengatakan itu.

Pengakuanmu membuatku sangat terkejut!

Bisakah seseorang membawakan lembar penyerapan kejutan!?

Karena kau tau, ini terutama setelah dia menyaksikan pacarnya memilihkan pakaian dalam untuk gadis keduannya.

Aku bisa mencium shuraba!

Aku sangat takut mendengar apa yang akan datang!

Izumi-san terus berbicara, meskipun keinginanku untuk menutup telingaku/

Untuk menyimpulkannya, Ohashi-kun bertanya pada Izumi-san untuk kencan meskipun dia baru saja memilihkkan pakaian dalam Natsukawa-san.

Dia mungkin bahkan tidak membayangkan kalau dia sudah terlihat, tapi sungguh timing yang buruk!

Bahkan aku kaget dengan kelakuannya.

“Dan terlebih lagi, ketika aku memberitahunya aku pergi ke toko pakaian dalam, dia menjadi sangat kesal. Itu sangat mencurigakan, bukan? Dia seorang pengecut, kan? Dia seorang pengecut yang hitam pekat, kan?”

Kurasa Ohashi-kun menjadi tak sabaran ketika mendengar ‘toko pakaian dalam’ keluar secara tak sengaja.

Tak peduli seberapa dia berkemauan keras, dia pastinya gugup.

Jika itu adalah aku, aku pasti akan terkena serangan jantung.

Tak perlu untuk menuliskan namaku di catatan hitam.

“Apa yang membuatku tak bisa percaya adalah bahwa dia menanyakanku apa yang kulakukan di hari ketika Natsukawa-san menangis. Itu berarti dia menyelidikiku untuk melihat jika aku menemukan tentang perselingkuhannya, kan?”

“……”

Tidak, Ohashi-kun! Itu sama saja dengan mengaku sudah berselingkuh! Aku tak bisa berkata-kata!
“Dan apakah aku… muncul di jawabanmu?”

Aku bertanya sambil ketakutan.

Sejujurnya, aku tak masalah sama sekali jika Izumi-san menyebut namaku.

Jika Ohashi-kun adalah pria yang bisa kesal hanya dari itu, aku akan melakukan dengan segela kemampuanku untuk memisahkannya dari Izumi-san.

Aku mungkin akan dipukuli dengan satu atau cara lainnya, tapi hukum di negara ini adalah yang pertama kali membuat pergerakan adalah yang kalah.

Itu adalah pengetahuan yang kudapatkan ketika aku meneliti kontrol hukum tentang menguntit dan sejenisnya.

Jika kau tak punya kekuatan, kau harus menggunakan kepalamu.

Yah, tentu saja aku tak ingin merasakan sakit, jadi aku ingin mengatur diskusi sebanyak mungkin.

Tapi jika Izumi-san sudah menyebutkan namaku, aku harus bersiap.

Aku adalah lawan jenis, dan menyebutkan namaku akan sama saja dengan menyiramkan minyal ke api.

“Aku tak bisa mengatakannya… Itulah mengapa aku berbohong dan mengatakan kalau aku bersama teman wanitaku, meskipun sebenarnya aku bersama dengan anakku”

“Itu tidak benar sama sekali”

Ibuku adalah seorang murid.

Tidak, itu terlalu rumit dari lingkungan keluarga!

Itu berada di tingkatan yang tak terlihat lagi di dunia ini, kecuali di novel.

“Oh, ya ampun, apa ini fase pemberontakan? Ketika kamu masih kecil, kamu berkata akan menikahi ibumu”

Izumi-san meratap.

Apakah orang ini akhirnya mulai pergi untuk posisi seorang ibu!?

“Kesampingkan candaannya, aku tidak menyebutkan nama. Dan aku tidak mengingatnya di tempat pertama… Hmm? Siapa kamu lagi?”

“Tiba-tiba hilang ingatan!”

“Itu bohong. Jangan senang karena aku memarahimu. Aku akan tergoda untuk mencambukmu, mungkin bahkan menusukmu dengan pemecah es”

“Psikopat! Kamu seorang psikopat! Apa-apaan dengan kemarahan untuk menusuku dengan pemecah es!? Itu di luar ranah omong kosong, bukan!? Aku lebih baik di cambuk!”

Pemecah Es

“Hei… Aku tak percaya kamu menginginkan untuk S&M dengan lantang saat matahari masih tinggi di langit… Aku akan menuntutmu untuk pelecehan seksual. Kamu mesum!”

“Tak masuk akal!”

“… Hah~”

Akulah yang ingin menghela napas – atau kupikir begitu, tapi Izumi-san lah yang masih bersedih.

Dia menghadapi kenyataan yang kejam.

“Shota-san… Apa yang kamu pikir harus aku lakukan?”

Izumi-san bertanya padaku, terlihat kelelahan.

Ini benar-benar pertanyaan yang sulit.

Aku tidak mengerti mengapa dia ingin menanyakan pendapat seseorang.

Kupikir dia mungkin ingin aku memutuskan jawabannya.

Namun, itu masih harus Izumi-san yang memutuskannya.

Dia seharusnya tdak bertanya pada seseorang.

Itulah mengapa aku hanya bisa menunggunya untuk datang dengan jawabannya.

“Maaf, aku tak bisa menjawabnya”

“Eh…?”

Kupikir Shota-san adalah satu-satunya yang di pihaku… Izumi-san membuat ekspresi seperti itu di wajahnya.

“Um… Bisakah kita berbicara tentang sesuatu yang sedikit lebih serius?”

“Ah, ya”

Mungkin karena terkena keseriusanku, Izumi-san entah mengapa menjadi gugup.

“Aku suka Izumi-san. Kamu bahkan bisa mengatakannya kalau aku mencintaimu”

“EHH!?”

Mata Izumi-san melebar dan dia tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

Dia melambaikan tangannya di udara.

“A-apa yang kamu bicarakan, Shota-san… Tidak mungkin… Di situasi yang seperti ini, itu–”

“–Tentu saja, sebagai teman”

“Sebagai teman? Tunggu, itu terlalu membingungkan, Shota-san! Aku benar-benar berpikir jantungku akan berhenti! Itu seperti manga shoujo, aku benar-benar berpikir kalau mereka nyata!”

Aku entah bagaimana bisa memprediksi kalau ini akan terjadi, dan aku tersenyum dalam hati.

Fufu. Ini balasan untuk setiap kali kau mengolok-olokku.

“Aku ingin menjadi bantuan bagimu, Izumi-san. Sejujurnya, aku benar-benar menikmati berbicara bersamamu. Tapi, katakan saja sebagai hipotesis, hanya hipotesis, oke? Bahkan jika pendapat Izumi-san terhadapku kalau aku adalah tambang emas yang akan membelikannya super large deluxe parfait, aku masih akan berbicara denganu. Bahkan jika aku harus membayarnya”

“Begitu… Tapi aku ingin kamu menarik komentar tambang emasnya. Shota-san adalah teman berhargaku, atau mungkin, anakku”

“Terima kasih banyak. Kalau begitu, hari ini Izumi-san yang akan membayar super large extra deluxe parfait–”

“–Gasp”

Ah, ini adalah pola kalau ini akan membuatku membayar lagi hari ini.

Ya, ya. Aku mengerti.

Yah, ayo jangan khawatirkan tentang hari ini.

Ini harga kecil untuk membayar untuk Izumi-san yang patah hati.

“Aku tau ini sedikit melenceng dari topik, tapi aku akan melakukan yang terbaik untuk mendukung apa yang akan Izumi-san putuskan untuk di lakukan. Aku tidak berbohong di sini. Aku bersumpah kepada Tuhan… tidak, aku bersumpah kepada malaikat. Tapi aku tak bisa mengambil tanggung jawab untuk kehidupanmu. Hanya Izumi-san yang bisa mengambil tanggung jawab untuk kehidupannya. Karena itu, aku tersedia untuk berbicara dan jika perlu, aku akan memberimu pendapat pribadiku. Sebagai balasannya, aku ingin Izumi-san untuk memutuskan apa yang akan kamu lakukan, bukan membiarkan orang lain yang memutuskan untuknya”

Hidupku telah terbentuk dengan membaca suasana.

Karena trauma dibully, aku hanya membuat pilihan yang meminimalisir kerusakan terhadap diriku sendiri.

Tapi aku tak ingin Izumi-san untuk membuat keputusan untuk putus dengan Ohashi-kun begitu mudahnya.

Tentu saja, jika Ohashi-kun hanya menduakannya dengan keinginannya sendiri, kupikir dia harus putus dengan Izumi-san secepat yang dia bisa.

Jelas, itu tak pantas untuk gadis yang berpikiran tunggal seperti Izumi-san.

Itulah mengapa aku ingin Izumi-san untuk mengambil waktunya dan datang dengan jawaban yang memuaskan.

Aku akan melakukan yang terbaik untuk mendukung jawabannya.

“… Itu benar. Ya, kupikir kamu benar. Itu terserah padaku untuk mencari tau apa yang harus dilakukan. Fufu. Kamu bisa mengatakan sesuatu selain selain intinya sesekali, bukan, Shota-san? Makasih”

“Aku tak ingat mengatakan intinya saja, sungguh”

Meskipun begitu, aku merasa seperti aku mengatakan sesuatu yang diluar karakterku.

Aku tak punya pengalaman dalam cinta, apalagi dalam hidup, jadi aku tak tau apa yang kubicarakan.

Ketika aku kembali memikirkannya, aku merasa sangat malu.

Karena aku mulai merasa tak nyaman.

“Aku akan pergi sekarang. Ah, aku akan membayar parfaitnya, jadi nikmati waktumu”

Saat aku mencoba untuk melarikan diri,

“Tunggu sebentar!”

Mata Izumi-san berkilau. Mulutnya melonggar.

“Ngomong-ngomong, Shota-san – Siapa Mayu-nee ini?”

Komentar