Chapter 17

Nyeri badan.

Lagipula, ketika kau terkena demam, seluruh tubuhmu terasa nyeri.

Dan aku berkeringat banyak.

Itu bagus untuk berkeringat ketika kau sedang demam, tapi lebih dari apapun, itu membuat pakaian lengket dan kurang nyaman.

Aku sudah bangun tapi mataku tertutup.

Saori juga sedang memperhatikanku selama aku tertidur, berpikir dia akan pergi ke tempat lain.

Kadang-kadang dia mengusap kepalaku.

Itu memalukan, tapi aku tak merasa buruk tentang itu.

Faktanya, aku merasa sedikit lega.

“Amane-kun, kumohon atasi demammu secepat mungkin”

Saori bergumam di telinganku saat aku berpura-pura tidur.

“Amane-kun yang lesu itu imut dan licin, tapi aku lebih suka Amane-kun yang ceria”

Saori…

“Selain itu aku tidak bisa melakukan prank mesum padamu”

Aku ingin kau mengembalikan perasaanku bahwa aku sedikit tergerak.

Saat aku berpikir tentang itu aku tertidur.

※※※※※

“Amane-kun, kamu sudah bangun?”

“Aku baru saja bangun. Ngomong-ngomong, Saori, apa kamu selalu disini selama ini?”

“Tentu saja aku selalu disini selama ini. Aku mengawasimu, kan?”

Apa yang kau tanyakan padaku? Kau terlihat seperti kau menanyakan hal yang jelas.

“Amane-kun, bagaimana perasaanmu?”

“Aku merasa baikan daripada sebelumnya. Rasa sakit di tubuhku juga hampir hilang”

“Itu bagus untuk di dengar. Apa kamu lapar?”

“Lapar… sedikit lapar”

“Aku akan membuat bubur. Aku akan segera membawakannya, tolong tunggu untukku”

Saori bilang begitu dan hendak pergi keluar dari ruanganku.

“Saori”

Aku menghentikan Saori.

“Ya?”

“Makasih untuk segalanya”

“Ini untuk Amane-kun. Itu bukan masalah sama sekali”

Saori bilang begitu dan meninggalkan ruangan lebih senang dari sebelumnya.

Dia selalu disisiku.

Dia selalu disana untukku.

Dia mencintaiku.

Aku tiba-tiba merasa ingin berterimakasih padanya.

(TN ENG: I want a rebirth just to get a childhood friend like her)

(TN: Me too…)