Kodokuna Ore to Kokōna Sewayaki Megami-sama – Chapter 86

Chapter 86 – Apa Itu Cinta?

 

POV Sara

Aku tidak mengerti…

Aku merasa senang.

Namun, setiap kali aku melihat Takanashi-san, aku merasa malu.

Kata-kata Takanashi-san membuatku bahagia… sangat, sangat bahagia.

Dia melihatku apa adanya.

Dia benar-benar mengerti diriku.

Lebih dari itu, dia menghargaiku lebih dari siapapun…

“Aku menghargainya lebih dari apa pun atau siapa pun!”

Suara Takanashi-san terus berputar di pikiranku.

Aku tidak bisa mengeluarkannya dari kepalaku…

Aku tak percaya kalau Takanashi-san menganggapku begitu tinggi.

Oh, itu benar, aku ingat…

Aku senang… dan malu…

Tapi kenapa aku harus malu?

Bukankah seharusnya aku merasakan kebahagiaan?

Aku tidak bisa menyatukan pikiranku.

Aku tidak mengerti perasaan ini.

Sambil memiliki pemikiran seperti itu, Takanashi-san dan yang lainnya melanjutkan percakapan mereka.

“Kau! Karena kau takut untuk mengakui perasaanmu dan ditolak, kau hanya mencoba untuk menjadi tenang dan melarikan diri dengan memainkan permainan teman!”

“Aku cinta Sara-senpai! Jangan bandingkan perasaanku dengan perasaanmu!”

!!!

Cinta…

Dia mencintai…

Takanashi-san… tentang aku?

Aku telah kehilangan hitungan berapa kali anak laki-laki mengatakan padaku kalau mereka menyukaiku.

Tapi ini pertama kalinya aku merasa bahagia.

Apakah aku…? Apakah aku…?

Aku tak tau.

Bagaimana perasaanku tentang Takanashi-san?

Aku menganggap Takanashi-san berbeda dari yang lain.

Hal-hal yang menurutku menjijikkan dengan anak laki-laki lain, jika itu Takanashi-san, aku tak masalah.

Aku suka melihat senyum Takanashi-san.

Aku ingin melakukan berbagai hal untuknya yang akan membuatnya bahagia.

Dan juga, kurasa aku tidak bisa memberikannya pada Natsumi atau gadis lain.

… Gadis lain tidak akan melakukannya.

Itu sebabnya aku akan menjadi orangnya…

Apakah yang kurasakan baik-baik saja?

 

※※※※※

 

POV Natsumi

Ini benar-benar tak terduga.

Memikirkan kalau Takanashi-kun akan dengan jelas mengatakan kalau dia menyukai Sara…

Sara tetap membeku dan tidak mau bergerak.

Kuyakin dia sedang memikirkan banyak hal dan masih memprosesnya.

Apa yang harus dilakukan?

Semuanya terlihat baik-baik saja.

Haruskah kami menyerahkannya pada Yokogawa-kun dan kembali?

Sara juga butuh waktu untuk memilah-milah perasaannya.

Sambil merenung, aku tidak bisa memprediksi kalau Sara akan tiba-tiba bergerak dan berlari ke arah mereka.

 

※※※※※

 

POV Kazunari

“Takanashi-san…”

!?

Ini… tidak mungkin benar…

Kenapa aku mendengar suara Senpai…?

Ini pasti bohong.

Ini pastinya bohong…

“Putri!? Mengapa kamu di sini!?”

Aku berbalik untuk melihat Senpai.

Dia berdiri di sana, dengan wajah merah cerah.

Apa dia marah karena aku dipanggil?

Jangan beritahu aku?

Dia mendengar apa yang baru saja kukatakan?

Sara-senpai sepertinya tidak memperhatikan klub penggemar dan hanya menatapku.

“Takanashi-san… aku, aku senang mendengar bagaimana perasaanmu padaku, Takanashi-san”

Pada titik ini, dipastikan kalau dia mendengarkan percakapan kami.

Dan dia mendengar aku mengaku untuknya yang melampaui batas menjadi seorang teman.

Tentu saja, dia mungkin menolaknya.

Aku… takut mendengar jawabannya…

“Aku tidak pernah suka terlibat dengan lawan jenis. Aku tidak mengerti apa itu mencintai. Aku benci anak laki-laki yang mendekatiku. Aku tidak mengerti ketika mereka mengatakan padaku kalau mereka menyukaiku”

Tapi Sara-senpai perlahan mulai berbicara.

Meskipun aku takut, aku harus mendengarkannya.

“Mendengar perasaanmu tentangku, aku menjadi sadar akan apa yang kurasakan. Aku selalu memikirkanmu, Takanashi-san. Di kelas, di rumah, dan bahkan sebelum tidur… kamu selalu ada di pikiranku, Takanashi-san”

“Aku ingin melihatmu bahagia. Aku ingin selalu menjagamu. Bentomu dan kebutuhan sehari-harimu, aku tidak ingin orang lain selain aku yang melakukannya. Aku pasti tidak tahan dengan ide untuk menyerahkannya pada gadis lain. Aku bahkan tidak bisa memahaminya”

“Apakah apa yang kurasakan bisa digambarkan sebagai “cinta”? aku tidak tau. Aku selalu menganggap Takanashi-san sebagai teman dekat”

Sara-senpai tidak pernah menyadari cintanya sebelumnya, jadi wajar jika dia bingung.

Aku berencana untuk mengatakan itu padanya secara bertahap… tidak seperti ini… dalam waktu sesingkat ini…

Tapi Senpai menatapku dengan tegas, masih merah cerah dan dengan ekspresi malu.

“Takanashi-san, aku tak tau apakah yang kurasakan adalah cinta. Tapi jika ini cinta, aku ingin bersamamu, Takanashi-san, bukan orang lain. Itu sebabnya…”

Sara-senpai memberiku senyuman yang luar biasa saat aku menunggu kalimat berikutnya.

“Tolong ajari aku apa itu cinta, Takanashi-san… buat aku sadar kalau aku jatuh cinta padamu. Aku ingin jatuh cinta padamu lebih dalam lagi”

Sara-senpai memberiku jawaban terbaik yang bisa kuharapkan.

Komentar