Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka – Chapter 25


Chapter 25 – Satu

Volume 1 – Bertemu Dengan Keluarga Tercantik

 

POV Arisa

Sudah lama sejak aku menjadi lebih dekat secara signifikan dengan Hayato-kun.

Saat ketika tidak ada lagi rasa ragu untuk mendekatinya dan berbicara dengannya di sekolah, Aina dan aku tiba-tiba dipanggil oleh dua temannya.

Setiap kali kami dipanggil oleh anak laki-laki seperti ini, mereka selalu menyatakan perasaan mereka kepada kami, dan kami bertanya-tanya apakah itu sama untuk mereka.

Kami telah mendengar tentang mereka dari Hayato-kun dari waktu ke waktu, dan dia mengatakan pada kami kalau mereka adalah teman baiknya yang dia hargai.

“Aku ingin tau apa yang mereka inginkan?”

“Entahlah”

Ketika kami pergi ke atap, mereka menunggu kami di sana.

“Biarkan aku langsung ke intinya. Kalian tidak mendekati Hayato untuk menipunya, kan?”

Kami memutar mata sejenak pada pertanyaan mereka, tapi mengangguk sebagai penegasan seolah-olah itu sudah jelas!

Ketika kami bertanya kepada mereka mengapa mereka berpikir demikian, mereka menjawab tanpa bersembunyi.

Sepertinya mereka bertanya-tanya mengapa kami mendekati Hayato ketika kami tidak pernah terlibat dengannya sama sekali di masa lalu.

Mereka berpikir kalau kami mungkin melakukan sesuatu yang salah padanya, atau kalau kami mendekatinya dengan niat yang buruk.

Yang kami inginkan hanyalah membiarkan dia tenggelam dalam cinta kami, itu pasti, tapi kami tidak berniat mengganggunya dengan hal buruk.

Aku tak bisa memberitahu mereka detailnya, tapi mereka tampak lega begitu kami berbicara sedikit.

“Aku tak tau apa yang terjadi di antara kalian… tapi Hayato sepertinya sedang bersenang-senang akhir-akhir ini. Entah bagaimana dia banyak tertawa”

“Walau di depan kami biasanya dia tersenyum, tapi sekarang dia terlihat bahagia, aku tak tau bagaimana mengatakannya. Seolah-olah sesuatu yang telah hilang baru saja kembali padanya”

Hayato-kun mencari kehangatan sebuah keluarga.

Dia berdiri untuk dirinya sendiri meskipun dia kehilangan ayah dan ibunya, dan ditinggalkan sendirian.

Namun kekosongan yang ditinggalkan oleh kehilangan keluarganya tak bisa diisi, dan kesepian yang tidak akan pernah hilang menyelimuti hati Hayato.

“…Kalian sangat peduli dengan Hayato-kun, kan?”

Mereka mengangguk pada pertanyaan Aina.

“Yah begitulah. Kami tidak benar-benar sedekat itu untuk mengungkapkan pemikiran kami. Aku hanya seorang Otaku yang serius, dan orang ini mengalami kesulitan”

“Kurasa begitu. Aku tak punya teman karena aku selalu bertengkar sejak SMP”

Heh, itu sesuatu yang aku tak tau.

Pria berkacamata itu adalah seorang otaku, dan pria berkepala bulat adalah seorang berandalan, yang biasanya tidak akan menggangguku, tapi fakta kalau mereka adalah teman Hayato-kun membuatku sedikit tertarik.

Dan rupanya itu sama untuk Aina.

“Ketika kami masih siswa baru, pria ini dan aku sendirian tanpa teman. Hayato-lah yang mendekati kami”

“Benar sekali. Kupikir dia brengsek ketika dia tiba-tiba mengatakan padaku kalau itu sepi menjadi sendirian, dan lihat kami sekarang… kami telah menjadi teman yang sangat baik”

“Jadi itulah yang terjadi”

Tidak biasa… kalau Aina tertarik padanya.

Yah, sepertinya aku juga tertarik karena aku bisa belajar tentang masa lalu Hayato-kun.

Aku merasakan hal yang sama, jadi aku mendengarkan apa yang mereka katakan.

“Dengan Hayato sebagai pusatnya, aku, seorang Otaku, dan orang ini, seorang Berandalan, berkumpul. Sejujurnya, aku merasa kami seperti air dan minyak, tapi anehnya, kami rukun. Kisah pertarungannya menjadi seperti kisah heroik, dan dia bahkan mulai bercosplay denganku sekarang setelah dia tau hobiku”

“Tidak, tunggu, aku tidak pergi sejauh itu!”

Dia batuk dan kembali ke ceritanya.

“Yah, begitulah cara kami bersama. Dan pada hari seperti itu kami memutuskan untuk pergi ke rumahnya untuk bermain. Di sana, kami menemukan kalau orang tua Hayato sudah tidak ada lagi di dunia ini”

“…Itu benar”

Kisah keluarga Hayato tak lagi relevan bagi kami.

Itu sebabnya, sebanyak mereka sedih, Aina dan aku juga sedih.

“Kami masih memiliki ibu dan ayah kami yang masih hidup. Tapi pria itu… meskipun dia… dia masih memiliki senyum di wajahnya, dan kupikir dia adalah pria yang kuat, seperti yang diketahui kalau dia sendirian”

“Pada usiaku, aku sedikit pemberontak, dan kadang-kadang kupikir orang tuaku sedikit tertekan. Tapi dia menyuruh kami untuk menjaga keluarga kami, kau tau? Aku datang untuk lebih menghargai orang tuaku, berkat kata-katanya”

Kupikir itu benar…

Jika hanya sebatas teman, aku mungkin hanya akan berkata, “Ya, ya, benar”, ketika seseorang menyebut keluargaku.

Tapi ketika seseorang dalam situasi Hayato mengatakan hal seperti itu padamu, tidak mungkin kamu bisa membiarkannya begitu saja.

“Pria itu berterima kasih kepada kami karena telah merawatnya karena dia tidak memiliki orang tua, dan aku seperti, apa yang dia bicarakan? Wajar bagi kami untuk peduli padanya, karena Hayato sendirilah yang menyatukan kami sejak awal. Karena dia kami menjadi teman dan kami tertawa dan bersenang-senang sekarang”

Aku merasa kalau kata-katanya dipenuhi dengan banyak perasaan.

Aku merasakan rasa terima kasihnya kepada Hayato dan harapannya agar dia bahagia.

“Baru-baru ini, Hayato sepertinya senang berbicara dengan kalian. Aku bisa melihat dia bahagia. Itu sebabnya kami… um, maafkan aku. Aku tak yakin harus berkata apa”

Aku terkekeh saat dia mengatakan ini sambil menggaruk kepalanya.

Singkatnya, mereka juga selalu mengkhawatirkan Hayato.

Mereka telah memikirkannya, yang kehilangan keluarganya.

Jika itu masalahnya, maka hanya ada satu hal yang bisa kukatakan untuk meyakinkan mereka.

“Kami ingin mendukung Hayato-kun. Aku tidak bisa memberitahumu banyak tentang bagaimana kami bertemu, tapi kami tidak akan membiarkan dia sendirian lagi… kami akan selalu ada untuknya”

Aku menatap Aina dan dia mengangguk.

“Ya. Itulah betapa kami mencintai Hayato-kun. Itu sebabnya kami ingin tetap di sisinya, dan kami tidak akan pernah membiarkannya merasa kesepian lagi”

Mereka secara alami terkejut kalau aku mengatakan “kami” alih-alih “aku”.

Tetap saja, mereka tersenyum dan menundukkan kepala, seolah-olah mereka mengerti bagaimana perasaan kami.

“Kalau gitu tolong… tolong untuk tetap di sisinya”

Aina dan aku mengangguk pada kata-katanya.

Orang-orang di sekitar kami menerima perubahan kami, tapi mereka, teman terdekat Hayato, bertanya-tanya tentang perubahan itu, meskipun hanya sedikit.

Ini adalah perasaan yang mengejutkan, tapi aku sedikit ingin memiliki teman-teman yang merasakan hal itu untukku.

Mereka melihat ke arahku dan, mungkin setelah kehilangan sebagian dari kegugupan mereka, mulai membicarakan berbagai hal dengan santai.

“Yah. Jika itu baik untuknya, aku tak bisa mengatakan apa-apa tentang itu. Meskipun itu mungkin agak kasar untuknya”

“Aku sangat terkejut. Aku tak berpikir dia akan mengambil kakak beradik paling cantik di sekolah ini”

Kami tertawa terbahak-bahak meskipun kami sama sekali bukan orang asing.

Aku sudah banyak memikirkannya, tapi memang benar dicintai olehku, Aina, dan ibuku mungkin sedikit sulit.

Aku masih berniat menyeretnya ke rawa cinta.

“Tapi aku senang kalian mengatakan yang sebenarnya. Pada awalnya kupikir kalian merencanakan sesuatu. Dan orang ini bahkan berkata, dia tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja jika kau melakukannya, bahkan jika itu membuatnya terlihat buruk”

“J-jangan katakan itu!”

…Fufu, Hayato-kun benar-benar dipikirkan oleh banyak orang.

Event ini akan menjadi akhir dari cerita bagaimana kami berdua dipanggil bersama.

Dan pertemuan ini sedikit mengubah kami semua.

Dalam perasaan kami yang tak biasa untuk Hayato-kun, ada cinta yang tak terhentikan.

Seperti yang kukatakan kepada Hayato, bukan berarti tak ada sesuatu yang gelap tentang itu.

Tapi setelah mendengar cerita mereka, perasaan kami terhadap Hayato semakin kuat.

Memang ada cinta yang gelap dan berat.

Namun, kami berdua menyatakan kepada mereka.

Kami berjanji kepada mereka kalau kami tidak akan pernah membuat Hayato-kun sedih, bahwa kami tidak akan pernah membuatnya merasa kesepian, dan bahwa kami akan selalu berada di sisinya.

Dalam arti tertentu, janji yang kami buat kepada mereka semakin memperkuat perasaan kami terhadap Hayato.

 

xxx

 

POV Hayato

“Jadi itulah yang terjadi…”

Aku senang mereka sangat peduli padaku, meskipun kami biasanya hanya bercanda satu sama lain.

“Janji yang kubuat kepada mereka juga membantu memperkuat perasaan kami”

“Itu benar. Karena kami berjanji pada teman-temanmu, kami tak punya pilihan selain membiarkanmu tenggelam dalam diri kami sekarang, bukan? Sekarang aku akan mengatakannya lagi… aku mencintaimu, Hayato-kun”

“Aah, itu tidak adil, Aina… aku juga mencintaimu, Hayato-kun”

Aku mungkin memiliki perasaan kepada para gadis ini untuk waktu yang lama sekarang.

Karena aku tak ingin mereka meninggalkanku, tanpa sadar aku terus menjangkau kehangatan mereka.

Aku terlalu pengecut untuk mengakuinya… aku, aku ingin bersama mereka.

Aku ingin mereka tinggal bersamaku selamanya.

“Aku ingin kalian… selalu ada untukku… aku tidak ingin kalian meninggalkanku”

“Ya. Aku akan selalu bersamamu”

“Un. Aku akan selalu bersamamu”

Mereka berdua memelukku dengan sentuhan lembut.

Aku tak bisa lagi melepaskan diri dari kehangatan mereka.

Aku sudah ditangkap oleh gadis-gadis ini… atau mungkin aku ingin mereka menangkapku.

Tenggelam dalam cinta…

Begitu, ini memang hal yang menakutkan.

Karena begitu hangat dan menenangkan.

“Aku juga… aku mencintai kalian berdua”

“!?”

“Fuwa?”

Aku mencintai mereka… jadi aku mengatakannya dengan lantang.

Aku tak bisa menjauh dari gadis-gadis ini lagi… aku benar-benar tenggelam di dalamnya.

Aku memilih untuk tenggelam dalam cinta gadis-gadis ini yang tak akan pernah bisa kuhilangkan lagi.



Komentar