Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka – Chapter 17


Chapter 17 – Apakah Burung yang Menginginkan Kebebasan Malah Ingin Dikurung?

Volume 1 – Bertemu Dengan Keluarga Tercantik

 

“Ini dia. Selamat datang di kamarku”

“…Maaf mengganggumu”

Setelah menyelesaikan makan malam dan bersiap-siap untuk tidur, aku diundang ke kamar Aina.

Aku sangat senang melihat Aina dengan piyama bunga berwarna oren.

Tidak, aku tidak merasa aneh secara khusus.

Aku hanya senang bukan hanya karena pakaiannya yang nyaman, yang benar-benar berbeda dari seragam sekolah dan pakaian biasa, tapi juga karena aku saat ini berada di kamarnya.

“Ahaha, jangan gugup gitu. Kamu tidak akan bisa tidur jika tetap seperti itu, tau?”

Aku mencoba menenangkan kegugupanku…

Yang sudah dibilang…

Aku memikirkan kembali apa yang terjadi sebelumnya,

Kami bersenang-senang saat makan malam.

Aku belajar bahwa para wanita tidak makan di luar dan selalu makan malam di rumah.

Sejak sang ayah meninggal, mereka berempat tidak pernah makan malam bersama, tapi sekarang setelah aku bersama mereka, mereka memutuskan untuk membuat hot-pot untuk makan malam kami semua.

Adapun aku, meskipun aku bertanya-tanya apakah aku diizinkan untuk makan bersama mereka, Aina dan yang lainnya meyakinkanku dengan senyum mereka, mengatakan padaku untuk tidak khawatir tentang hal itu.

Jadi kami duduk di sekitar panci dan makan malam sambil membicarakan berbagai hal khususnya… itu adalah kehangatan yang nostalgia.

“Ayo, Hayato-kun, duduklah”

“O-oke…”

Aina memanggilku, jadi aku terpaksa kembali ke dunia nyata.

Aku melihat sekeliling.

Itu adalah ruangan yang indah yang telah dibersihkan dengan baik…

Jadi seperti inilah tampilan kamar perempuan.

Meskipun meja belajar agak berantakan, banyak mainan di tempat tidur tampak agak lucu.

Tidak ingin hanya berdiri di sana, aku duduk di bantal yang disediakan.

“Apa ini pertama kalinya kamu di kamar perempuan?”

“…Benar”

“Fufu, itu artinya aku yang pertama bagi Hayato-kun!”

Pertama… sialan?!

Jangan mengucapkan kata-kata yang menyesatkan seperti itu!

Siapa pun akan resah jika mereka sepertiku, seseorang yang tidak punya pacar, itu akan terjadi, kan?

Aku bertanya-tanya apakah seseorang yang memiliki pacar atau terbiasa dengan wanita akan mampu mempertahankan rasa normal dalam situasi seperti ini.

“…Ehehe”

Kami berdua duduk di lantai, dan Aina menopang sikunya di atas meja sementara dagunya bertumpu pada tangannya, tersenyum padaku… terlihat sangat imut.

Melihatnya seperti itu meredakan keteganganku dan tanpa sadar aku menguap.

“…Fuwan”

Menguap yang cukup besar, aku mungkin lebih lelah dari yang kukira, karena kombinasi ketegangan dan faktor lainnya.

“Yah, ini sudah jam sepuluh. Selain itu… kamu mungkin lelah, kan? Memaksamu untuk menginap hari ini mungkin sedikit merepotkan, Maaf soal itu, Hayato-kun”

“Oh, tidak tidak, tidak perlu meminta maaf!”

Itu benar, tak perlu meminta maaf.

Itu keputusan yang tiba-tiba dan aku benar-benar terganggu olehnya, tapi aku tau kalau mereka memikirkanku ketika mereka membuat proposal itu.

Setelah mengetahui kalau aku tidak memiliki keluarga lagi, mereka cukup peduli untuk menebus kesepian yang kurasakan.

“…Akulah yang bersalah karena membuatmu mengasihaniku karena memberitahumu tentang keluargaku”

Saat aku mengatakan ini, Aina mengulurkan tangannya secepat yang dia bisa…

Dan melingkarkan kedua tangannya di tanganku, yang entah bagaimana terasa hangat, ya tangannya benar-benar hangat.

“Tetap saja, aku senang kamu memberitahu kami tentang hal itu. Kamu selalu mengatakan tidak perlu berterima kasih, tapi mau tak mau aku ingin membalas budi, Hayato-kun”

“…Begitu”

“Ya. Jadi tidak apa-apa… semuanya akan baik-baik saja, kamu tau. Karena mulai sekarang, kami bersamamu”

……

Tidak baik, aku merasa wajahku menjadi sangat panas sekarang.

Aku tak tau apakah sebelumnya sudah merah terang, tapi sekarang kuyakin sudah.

Menyadari rasa maluku, Aina tidak mengatakan apapun setelah itu, yang aku syukuri.

Tapi tetap saja, kami bersamamu, aku mendengarnya dengan benar, kan?

Tapi… Itu berbahaya, mengerti mengapa aku sangat bahagia saat ini.

Aku tak ingin melepaskan kehangatan yang berasal dari telapak tangannya sekarang.

“Baiklah, mari kita letakkan futon di lantai untuk saat ini”

“…Ah”

Kata-kata Aina membuatku sangat gugup lagi hingga kegugupan yang kurasakan sebelumnya hilang.

Ini sudah malam, salah satu alasan kenapa Aina bertanya padaku sebelumnya apakah aku bisa tidur di kamarnya adalah karena kebersihan dan berbagai alasan lain yang mereka katakan, jadi aku harus tidur di kamarnya.

Tapi yah, dia adalah orang pertama yang menyarankan agar aku tidur di kamarnya, lalu Arisa dan Sakuna-san mengangguk setuju tanpa mengatakan apapun secara khusus.

Tapi tetap saja… aku bertanya-tanya apa tak apa bagi seorang pria dan wanita dengan usia yang sama untuk tidur di kamar yang sama…

Bahkan jika aku adalah dermawan mereka saat itu, kepercayaan yang mereka miliki padaku terlalu tebal dan berat hingga aku harus mengingatkan diri dengan tegas kalau aku tidak pernah akan mengkhianati dan harus memiliki hati baja untuk mereka.

“Izinkan akuj membantumu”

“Sebanyak ini, tak apa”

Tidak, tapi, kau mengizinkanku tinggal di sini malam ini, jadi hanya itu yang bisa kulakukan.

Saat aku hendak menuju tempat di mana kasur yang dia bawa sebelumnya diletakkan, kakiku tiba-tiba mati rasa.

“…Oh, ah!?”

“Eh? Kya!?”

Ketika aku mencoba untuk berdiri, kakiku terjerat dan akhirnya jatuh pada Aina.

Dengan cepat, aku menurunkan tubuhku dan mengangkatnya agar dia tidak terluka.

“Maaf… kamu baik-baik saja?”

“Un. Aku baik-baik saja…?”

Aku lega melihatnya tampak tak terluka.

Namun, Aina berhenti berbicara dengan ekspresi kosong di wajahnya.

Ada apa, pikirku, lalu aku tau apa yang terjadi setelah merasakan sesuatu yang lembut di telapak tanganku…

Yang terjadi adalah…

Tangan kiriku meremas banyak oppainya.

Itu lembut dan hangat saat disentuh, dan jari-jariku perlahan-lahan tenggelam ke dalamnya, tapi juga cukup elastis untuk mendorongnya kembali.

“M-maaf!”

Aku segera menarik tanganku dari Aina, langsung berpikir, sekarang aku sudah melakukannya.

Aku takut dengan apa yang akan dia katakan, tapi Aina hanya terkikik dan bercanda.

Dia tersenyum padaku seolah-olah dia tidak keberatan aku menyentuh oppainya.

“Hahaha! Hayato-kun, kamu terlalu resah. Aku tidak akan marah hanya karena kamu menyentuh oppaiku, tau?”

“…Apakah begitu?”

“Aku tidak tau tentang yang lain, tapi bagiku… fufu, jika kamu mau, aku bisa membiarkanmu menyentuh ini sebanyak yang kamu mau”

Dengan sekejap, dia membuka kancing atasannya.

Belahan dada terbuka saat oppainya bergetar.

Aku segera mengalihkan pandanganku ketika aku melihat bintik hitam kecil di payudara kirinya.

“…Tidak apa-apa, jika itu kamu, Hayato-kun–”

“Aku mendengar sesuatu yang sangat keras barusan, apa yang terjadi?”

Saat Aina menggumamkan sesuatu, Arisa memasuki ruangan.

Meskipun jauh dari penampilannya yang biasa, kupikir aku melihat seorang penyelamat, karena aku melihatnya mengenakan piyama dengan wajah hamster yang dilukis dari dekat.

“Sungguh mengecewakan… Nee-san, kamu datang di waktu yang tidak tepat!!”

“Hmmm?”

Wajar jika dia bingung karena dia tak tau apa yang terjadi.

Tapi caranya dengan bingung memiringkan kepalanya sangat imut.

Tapi…

…Kenapa Arisa membawa Futon bersamanya?

“Aku juga akan tidur di sini. Aku sudah memberi tau Aina”

“…Eh?”

“Ya, kami berdua dan kamu, Hayato-kun, akan tidur di sini bersama hari ini, oke?”

……

Kemudian, segera, sebuah kasur diletakkan untukku dan Arisa gunakan, dan Aina juga meletakkan kasur untuknya tidur di sisiku, meskipun ada tempat tidur yang seharusnya untuknya.

Tiga tempat tidur diatur dalam barisan yang indah, mengingatkan pada karakter sungai dalam bahasa Cina.

“Aku akan mematikan lampunya, oke?”

“Ya”

“……”

Jadi begitu kami bertiga berbaring di futon, Aina mematikan lampu.

Sensasi seseorang berada di dekatku dan suara kasur yang bergesekan dengan telingaku anehnya memikat.

Aku sangat panik di dalam sehingga aku bahkan menyadari detak jam.

“…Su… haaa”

Aku menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan pikiranku.

Kemudian, untungnya, aku langsung merasa mengantuk.

Kalau dipikir-pikir, aku mengantuk sebelumnya.

Setelah aku berbincang dengan Aina, aku melupakannya.

“Lagipula kamu sudah mengantuk”

“Aina sedang tidak mood, tapi ini juga waktu tidurku, jadi itu normal”

“Kamu membuatnya terdengar seperti aku suka begadang…”

“Apa aku salah?”

Mereka benar-benar akur, keduanya.

…Ah, itu benar.

Aku lupa dengan kegugupanku kalau sudah begitu lama sejak aku memiliki seseorang di sisiku di malam hari.

Aku sudah lama sendirian di malam hari karena aku tidak keluar saat malam.

Saat malam tiba, aku sendirian… sepanjang waktu.

“…Ini tiba-tiba tapi, terima kasih banyak telah mengizinkanku tinggal di sini. Aku merasa seperti mengingat kehangatan keluargaku untuk pertama kalinya setelah sekian lama”

Merasa mengantuk… tubuhku relaks dengan sendirinya.

“Tidak apa-apa. Selamat malam, Hayato-kun”

“Jangan khawatir. Selamat malam, Hayato-kun”

Mendengar suara mereka dari kedua sisi, aku tertidur lebih cepat dari yang kuharapkan.

Tepat sebelum kesadaranku tenggelam sepenuhnya ke dalam kegelapan, aku merasakan sesuatu melingkari kedua tanganku.

“Mulai sekarang, selalu”

“Kami akan selalu bersamamu”

 

※※※※※

 

Ada banyak bentuk cinta.

Ada yang murni, ada yang takut, dan ada yang egois.

Dalam situasi seperti itu, cinta yang ditujukan padanya sangat dalam dan berat, rawa cinta tak berdasar yang membuatnya ingin tenggelam.

Tapi itu adalah cinta yang membuatnya ingin mengisi bagian hatinya yang hilang tanpa disadarinya, cinta yang mengikatnya bahkan ketika para gadis tidak menginginkannya.

Apa yang akan terjadi jika mereka yang mencari cinta dan mereka yang berusaha memberikannya bertabrakan?

Jawabannya sederhana:

Itu akan bercampur tanpa perlawanan.

 

※※※※※

 

Catatan Tambahan

    Aku akan melakukan yang terbaik untuk menulis kisah cinta yang akan membuatmu ingin tenggelam daripada cinta yang membuatmu takut.



Komentar