Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka – Chapter 15


Chapter 15 – Seorang Ibu Memiliki Segalanya yang Bisa Ditawarkan Putri-Putrinya

Volume 1 – Bertemu Dengan Keluarga Tercantik

 

POV Sisi Sakuna

Bagi Sakuna, keluarganya adalah segalanya.

Arisa lahir sebagai kakak tertua, dan Aina sebagai adiknya, mereka benar-benar anak perempuan yang menggemaskan untuknya.

Dia sangat senang melihat mereka tumbuh dengan indah dan luar biasa seiring dengan kemajuan mereka di SD, SMP, dan SMA.

Wajar bagi Sakuna untuk berpikir demikian, karena mendiang suaminya juga sangat mencintai mereka berdua.

Setelah suaminya meninggal dalam kecelakaan, putri-putrinya yang kemudian mendukungnya ketika dia putus asa.

“Itu benar… aku tak bisa membiarkan ini menghancurkanku. Aku memiliki anak-anak ini denganku. Agar dia tidak mengkhawatirkan kita, aku akan membesarkan keduanya dengan baik–”

Sakuna membesarkan mereka dengan pemikiran bahwa dia akan melindungi mereka demi suaminya.

Arisa dan Aina tampaknya tumbuh dengan lembut dalam menanggapi perasaan Sakuna.

Mereka merawat ibu mereka, Sakuna dengan baik, dan tidak pernah lupa untuk memberikan penghormatan di makam ayah mereka yang telah meninggal.

Itu adalah kesedihan yang luar biasa kehilangan bukan hanya seorang anggota keluarga, tapi juga separuh dari dirinya yang sangat dia cintai.

Tapi putri tercinta Sakuna ada di sisinya, jadi dia tidak kesepian.

Tapi… suatu hari, seorang pria mencoba menginjak-injak sedikit kebahagiaan yang dia miliki.

“Hehehe, betapa bagusnya tubuhmu. Apa suamimu masih di luar kota?”

Suara kejinya masih terngiang di telinganya.

Tangan pria itu bermain-main dengan tubuhnya, yang tidak bisa bergerak karena takut ditodong pisau.

Tangan pria itu membelai oppainya yang besar dan kencang, dan dia bahkan mencoba menjangkau tubuh bagian bawahnya.

Dan meskipun dia ingin melarikan diri karena jijik, dia tidak bisa benar-benar menggerakkan tubuhnya.

“Oh! Sungguh jackpot? Putri-putrimu juga sangat cantik”

Dan ketika pria itu mencemooh putrinya, kesedihan yang mendalam melanda hatinya.

‘Hentikan, jangan sentuh putriku, bawa aku dar…’ meskipun pikirnya dia akan melakukannya, dia ingin mengutuk dirinya sendiri karena tidak menyuarakan ketakutannya…

“…Selamatkan kami… Sayang”

Tak peduli berapa banyak dia memohon bantuan, suaminya tidak hidup untuk menyelamatkan mereka.

Lagipula mereka tidak akan diselamatkan, dan mereka hanya akan dibiarkan dimanfaatkan oleh pria keji itu, dan mereka bahkan mungkin akan dibunuh pada akhirnya… tapi di tengah keputusasaan seperti itu, keinginan Sakuna tiba-tiba terdengar.

“…Ah”

Seorang pria yang mengenakan helm labu muncul.

Tatapannya tajam saat dia melihat pria itu, dan caranya melindungi Sakuna dan putrinya dengan membelakangi mereka benar-benar heroik.

Sakuna merasa sangat lega melihat punggung lebarnya yang terlihat seperti mendiang suaminya.

Pria itu pergi setelah kejadian itu dan dia tidak pernah tau nama maupun wajahnya, tapi Sakuna akhirnya bisa bertemu dengannya, dia… Hayato.

“…Fufu, kamu terlihat sangat imut dalam tidurmu”

Dia tertidur setelah minum teh, itu sedikit merepotkan bahwa dia harus sedikit memposisikan kepalanya untuk melihat ekspresinya karena oppainya yang besar, tapi dia tetap melihat sekilas wajah tidurnya dan dia merasa itu lucu dan kekanak-kanakan.

“……”

Mengingat punggung yang bisa diandalkan yang dia tunjukkan padanya saat itu, di samping pesona mudanya yang mempesona dan keindahan di matanya yang garang yang tidak bisa dilihatnya sebelumnya karena helm labu… Sakuna merasa jantungnya berdetak kencang.

Dan tidak, ini bukan mimpi, jantungnya benar-benar berdetak untuknya.

Jantung Arisa dan Aina juga berdetak untuknya, dan itu sudah cukup untuk mengetahui bahwa Hayato adalah orang yang berintegritas bahkan sebelum mereka bertemu.

Dan di atas semua itu, hati Sakuna mengakui bahwa pria ini adalah pria yang bisa dia percayai ketika dia pertama kali berbicara dengannya. (EDN ENG: YES!!! Sakuna waifu terbaik, Mama sachan waifu terbaik. Ahem! enjoy!) (TN: Wkwkwkwk GG lu bro, tapi ane memilih oyakodon)

“…Kamu pria yang sangat mempesona”

Kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah “pria yang mempesona”, dan bukan “anak yang mempesona”.

Ketika Hayato meletakkan tangannya di bahu Sakuna dan berbicara kepadanya seperti itu, dia berpikir bahwa suaminya mungkin benar-benar kembali.

Kebaikan di matanya dan cara dia membuatnya merasa nyaman semuanya sama dengan mendiang suaminya.

Setelah Hayato bangun, dia berbicara dengannya.

Dan ketika dia mengatakan kepadanya bahwa dia lebih seperti kakak perempuan daripada seorang ibu, itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat.

Dengan pria lain, dia tidak akan pernah memikirkan komentar seperti itu, tapi dengan Hayato, bagian dari dirinya yang dia lupakan sebagai seorang wanita mulai muncul kembali.

“……”

Dia ingat betapa nyamannya tubuhnya saat memikirkan mata garang dan punggung berotot itu.

Dia mengingat betapa dangkalnya dia mencari cinta di ruangan yang remang-remang dengan suara yang menyedihkan…

Ketika dia membayangkan tangan seorang pria, Hayato melingkari tubuhnya, itu saja membuat tubuhnya menggigil kegirangan meskipun Hayato berada tepat di depannya.

Sakuna sudah berusia akhir tiga puluhan, tak peduli seberapa miripnya dia dengan seorang kakak perempuan.

Sakuna tau bahwa memiliki pemikiran cabul seperti seorang wanita tua hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman, jadi dia mengerahkan semua alasannya dan entah bagaimana berhasil menyingkirkan perasaan tidak menyenangkan yang dia miliki.

Akhirnya Sakuna bisa kembali menjadi ibu normal.

Namun, tak peduli berapa banyak dia mencoba untuk menahan, hatinya masih menginginkannya.

Kejadian itu berakibat fatal bagi Sakuna, karena telah membekas keberadaan Hayato di hatinya.

Tapi kemudian, Sakuna akhirnya tidak terikat oleh fakta yang diungkapkan kepadanya oleh Hayato.

“Itu… aku kehilangan ibu dan ayahku dulu dan tinggal sendiri. Kehangatan ini mengingatkanku bagaimana rasanya menjadi bagian dari sebuah keluarga”

Ucap Hayato sambil menyeka air mata yang mengalir di pipinya.

Untuk sesaat dia tidak mengerti apa yang dia katakan atau lebih tepatnya menerimanya, tapi kemudian dia mengerti bahwa Hayato benar-benar mengalami kesepian sampai sekarang. (EDN ENG: Alasan mengapa Sakuna tidak bisa menerimanya mungkin karena dia tidak berpikir seseorang seperti Hayato sebenarnya hidup sendiri dan terlebih lagi, tanpa orang tua)

Ketika Sakuna melihat kelemahan yang ditunjukkan Hayato, yang begitu kuat, baik, dan bisa diandalkan, dia merasakan cinta keibuan yang tidak bisa dia tekan, dan perasaan murni untuknya yang dia pikir telah dia hapus saat itu.

Keinginan untuk berada di sisinya sebagai wanita, dan untuk menghapus rasa tidak amannya sebagai seorang wanita, dengan cepat tumbuh lebih kuat dan lebih besar dalam pikiran Sakuna.

Tidak diragukan lagi bahwa dia memikirkan sesuatu ketika dia mendengar kata-kata Hayato yang bahkan tidak diketahui oleh kedua putrinya.

“…Um, aku benar-benar minta maaf. Karena membuatmu merasa khawatir”

Dia meminta maaf karena membuat moodnya jatuh, meskipun sedikit…

Betapa perhatiannya dia, tersenyum seolah berusaha menjadi kuat.

Sakuna tanpa sadar bangkit dan berjalan ke sisi Hayato.

Dia kemudian membenamkan wajahnya di dadanya.

Bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi, dia kemudian berkata–

“Tunggu!”

“Itu akan baik-baik saja. Biarkan Ibu memanjakanmu untuk sementara waktu” (TN ENG: Sial, ini mengingatkanku pada LN Hahaoya, Mommy Mirei sama, bernafsu pada putranya sendiri, punya fantasi erotis, tapi juga sangat lembut dan baik hati)

Sambil meminta maaf kepada putrinya dalam pikirannya, seperti yang disebutkan di atas tampak kecewa karena mereka terlambat.

Sakuna memeluk Hayato sekuat yang dia bisa.

Dia tampak tidak nyaman pada awalnya, tapi kemudian, menyadari bahwa menolaknya sia-sia, dia melakukan apa yang diperintahkan.

“…Yosh yosh”

Lagipula, dia sama saja.

Dia tau kesedihan ditinggalkan oleh orang yang dicintai, dan dia berdiri untuk melihat ke depan, bertekad untuk tidak gagal, persis seperti yang dilakukan Sakuna. (TN: Maksud “Dia” disini Hayato)

Namun, tidak seperti Sakuna, Hayato sendirian, dan mengetahui hal ini, Sakuna merasa bahwa dia tidak bisa meninggalkan Hayato sendirian lebih lama dari dia lakukan.

“Bu!!”

“…Itu curang Bu”

Dia kecewa ketika putrinya menariknya menjauh darinya, tapi dia belajar beberapa hal tentang Hayato, jadi semuanya baik-baik saja.

…Senyum Sakuna semakin dalam saat melihat Hayato didesak oleh putrinya.

Caranya yang bermartabat melindunginya dari pengganggu, caranyayang lucu bereaksi ketika malu, caranya yang terlihat seperti anak kecil yang mencari kehangatan keluarga, semuanya tampak menawan bagi Sakuna.

Ah, benar, Sakuna akhirnya sampai pada kesimpulan di sini.

“Kuharap aku bisa menjadi ibumu…”

Ya, itulah yang dia pikirkan, bahwa dia bisa menjadi ibu Hayato.

Bahkan jika tidak mungkin baginya untuk menjadi ibu kandungnya, dia bisa memberinya kehangatan keluarga yang bisa membantu menyembuhkannya dan mengurangi kesepiannya.

Dia tidak akan membiarkannya meneteskan air mata kesedihan lagi, dan dia berharap bahwa dia dan putrinya bisa menjadi kehangatannya…

“…Tapi”

Namun, seperti yang dia katakan sebelumnya, pasti ada bagian dari Sakuna yang menganggap Hayato sebagai pria. (EDN ENG:YESS!!)

Dia telah memikirkannya sejak dia menyelamatkannya hari itu.

Hari demi hari, dia membayangkannya dan menahan panas yang membakar tubuhnya.

Pikir Sakuna

–Aku ingin menjadi ibunya.

–Aku ingin menjadi wanita yang melayaninya.

–Aku ingin menjadi wanita yang mengandung anaknya.

Banyak keinginan yang seharusnya tidak ada di dalam dirinya, meluap dan tidak berhenti, dan ini membawa lebih banyak panas ke tubuh Sakuna.

Dia sekarang dalam keadaan di mana dia berjuang melawan perasaannya sebagai seorang ibu dan keinginannya sebagai seorang wanita, yang tidak akan hilang bahkan jika dia mati-matian mencoba untuk memberi alas an pada mereka.

Sakuna bisa dengan jelas merasakan wajah wanita yang telah ditinggalkannya di masa lalu, merangkak keluar dari kedalaman dirinya.

“Sama seperti orang itu, semua yang kucintai diambil dariku. Lalu bagaimana jika aku membawanya…” (TN ENG: Maksudnya Sakuna kehilangan pria yang dicintainya dalam kecelakaan, dan sekarang putrinya mengambil Hayato darinya. Juga putrinya bisa meninggalkan sisinya untuk menghabiskan waktu mereka dengan Hayato. Dan dia tak punya apa-apa. Sial)

Sakuna menggelengkan kepalanya saat dia membayangkan apa yang akan dia lakukan jika dia tidak ingin kalah.

Pikiran seperti itu tidak ada habisnya, tapi untungnya, pikiran itu tetap melekat kuat di benak Sakuna.

Tapi perasaan yang dia pegang benar-benar karma.

Dia tidak pernah membayangkan bahwa setiap putrinya akan mewarisi apa yang telah tumbuh di dalam dirinya dengan melihat harapan di tengah keputusasaan.



Komentar