Kasus Tentang Kakak Beradik yang Menjadi Sangat Terobsesi Denganku Setelah Aku Menyelamatkan Mereka – Chapter 11


Chapter 11 – Terjerat Diantara Benang-benang Manis

Volume 1 – Bertemu Dengan Keluarga Tercantik

 

“…Apakah ini tempatnya?”

Saat ini aku berada di depan sebuah kedai kopi mewah, yang biasanya tak akan pernah kukunjungi, sambil melihat satu catatan yang kumiliki.

Kupikir akan menyenangkan untuk datang ke tempat seperti ini sebagai pasangan.

“Ayo masuk saja”

Aku membuka pintu dengan tekad…

…Lalu, seorang pelayan, mengenakan pakaian berenda lucu yang akan sempurna untuk restoran seperti ini, menyambutku dengan riang!

Seperti yang kuduga, hanya ada beberapa pelanggan, dan kebanyakan dari mereka adalah wanita.

“Apa anda sendirian?”

“Etto… aku sebenarnya di sini untuk pertemuan”

Terlalu sulit untuk datang ke tempat seperti ini sendirian.

Tapi yah, seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak akan sendirian di sini.

Aku sebenarnya mengikuti catatan, yang memiliki lokasi tempat ini tertulis di atasnya, dan tentu saja catatan itu ditulis oleh seseorang.

“Oh, lewat sini, Hayato-kun!”

“…Ah, itu wanita cantik di sana, bukan? Kalau begitu, tolong luangkan waktumu!”

Pelayan itu mengangguk setuju pada gadis yang melambai pada kami di belakang.

Diminta oleh pelayan, aku kemudian berjalan ke pemilik suara.

Aku sudah tau kalau dua gadis yang duduk di meja yang kudatangi adalah…

“Maaf, aku membuatmu menunggu”

“Tidak apa-apa~”

“Aku agak senang kamu di sini”

Ya, Arisa dan Aina.

Setelah pengakuan pada Aina selesai, yang memakan waktu cukup lama, mereka kemudian bertanya apakah aku ingin pergi ke kafe bersama dengan mereka.

Aku setuju karena aku tidak memiliki sesuatu yang istimewa untuk dilakukan, tapi ketika aku akan pergi bersama mereka, seorang guru kemudian memintaku untuk melakukan sesuatu untuknya.

“Aku mengerti… Oh, ya. Maka aku akan sangat menghargai jika kamu melihat lebih dekat pada lokermu dalam perjalanan pulang”

Aku bertanya-tanya apa yang Aina bicarakan ketika dia mengatakan itu, tapi ternyata dia meninggalkan catatan di loker yang menunjukkan lokasi kafe ini.

Itu ditulis dengan tulisan tangan yang indah dengan gambar yang mudah dipahami dan pesan yang mengatakan kalau dia akan senang jika aku bisa datang ke kafe jika aku mau.

“Dibutuhkan banyak keberanian untuk menolak sesuatu yang ditulis seperti itu”

“Haha, aku tau kamu akan datang karena kamu terlalu baik”

“…Serius, gadis ini. Tapi terima kasih banyak, Hayato-kun”

Bagaimanapun, aku punya banyak waktu luang, jadi aku benar-benar tak perlu ucapan terima kasih untuk itu.

Mereka duduk saling berhadapan, dan setiap kursi di sebelah mereka kosong.

Aku sedang memikirkan disebelah mana aku harus duduk.

Kemudian Arisa melihatku hanya berdiri di sana dan tiba-tiba bangkit dan duduk di sebelah Aina.

“Silahkan, Hayato-kun”

“Oh terima kasih”

Kupikir dia tidak ingin duduk di sebelahku bahkan jika dia mati, tapi aku lega melihat dari ekspresi Arisa bahwa dia sepertinya tidak berpikir begitu.

Mungkin Arisa hanya sedang perhatian.

Kami duduk saling berhadapan dan aku memesan secangkir kopi.

“Aku sangat senang kamu datang hanya dengan pesan itu. Apakah kamu tidak tersesat?”

“Mudah ditemukan, jadi aku tak tersesat. Aku agak gugup masuk, karena aku biasanya tidak datang ke tempat-tempat seperti ini”

“Aku mengerti. Kami sering datang ke sini”

“Ya. Berkat atmosfernya juga, karena ada banyak wanita di sini”

…Begitu, kuperhatikan itu juga.

Melihat sekeliling lagi, hanya ada beberapa pelanggan pria.

Memang benar tak banyak pelanggan pria seperti yang dikatakan Arisa.

Saat aku melihat, kopi dibawa ke padaku dan aku meiminumnya.

Sejujurnya, aku sedikit gugup berada di restoran seperti ini di depan dua gadis.

Kepahitan kopi yang moderat merangsang sarafku dan mengurangi ketegangan yang kurasakan.

“Hehehe♪”

“Fufu”

…Ada apa dengan senyum yang dalam itu?

Tak satu pun dari mereka menyentuh minuman dan kue di tangan, dan mereka berdua menatapku begitu intens sehingga aku bahkan kehilangan kata-kata.

Aku kemudian akhirnya mencurahkan perhatianku untuk minum kopi, sebelum Aina menyebutkan sesuatu seperti ini.

“Karena kita sudah sejauh ini untuk berbicara, mari bertukar kontak”

“Apa kamu yakin…?”

Saat aku bertanya, Aina tersenyum dan mengangguk.

Kemudian Arisa dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan berdengung, menggelengkan kepalanya dengan kuat.

Kebetulan, Aina, yang memulai percakapan, juga sedikit tertarik dengan gerakan Arisa, dan ekspresi wajahnya sedikit segar.

Aku juga mengangkat ponselku dan bertukar informasi kontak dengan mereka berdua… tapi tidak seperti Aina, Arisa menatap informasi kontakku yang baru ditambahkan dengan intens dan tidak bergerak sedikit pun.

“…Dengan ini… sekarang… aku punya… sesuatu…”

“Jangan khawatir, terkadang Nee-san bisa sebodoh ini”

Tidak, jelas bukan itu!

Arisa kemudian terus menatap layar ponselnya untuk sementara waktu, tapi kemudian tersadar dan menyimpannya di sakunya seolah-olah gusar.

Pada saat itu, pipinya kemudian menjadi sedikit merah, sepertinya dia sedikit malu, aku tak bisa mendeteksi kengerian yang kurasakan sebelumnya darinya setelah itu.

Aina terkikik pada perhatianku pada Arisa, dan kemudian tiba-tiba, dia mengawali percakapan dengan topik baru.

“Apa yang ingin kamu lakukan di masa depan, Hayato-kun?”

“Aku tak yakin apa yang akan terjadi di masa depan… kurasa aku belum memutuskan sesuatu yang khusus”

Aku tiba-tiba ditanya tentang rencana masa depanku, dan aku mengatakan padanya apa yang kupikirkan.

Tahun depan aku akan berada di tahun ketigaku, dan aku harus memikirkan apakah akan mendapatkan pekerjaan atau melanjutkan ke perguruan tinggi dan hal-hal lain.

Kakek-nenekku dari pihak ibuku telah memberitahuku kalau aku tak perlu khawatir tentang uang jika aku pergi ke perguruan tinggi, tapi itu adalah dilema.

“Bagaimana denganmu Aina?”

“Aku ingin tau, mungkin aku ingin punya bayi dulu”

Oh… itu pemikiran yang sederhana dan girly… kupikir itu bagus kalau dia sangat positif memiliki anak, karena tampaknya sangat sulit akhir-akhir ini dengan penurunan angka kelahiran dan sebagainya.

Tapi kemudian dia akan membutuhkan pasangan untuk memenangkannya… aku ingin tau pasangan seperti apa dia nantinya.

“Kupikir itu akan menjadi agak lucu”

“Itu bukan sesuatu yang bahkan akan aku tertawakan. Kuyakin Aina akan memiliki keluarga yang bahagia, dan bayinya pasti akan menggemaskan”

“Benarkah? Apa kamu benar-benar berpikir begitu?”

“? Ya”

“Begitu… Fufu… begitu… aku senang mendengarnya♪”

Apa itu tadi?

Untuk sesaat aku merasakan sesuatu yang aneh datang dari Aina… tapi seperti biasa, dia hanya tersenyum, jadi kurasa itu hanya aku.

Aku selalu berpikir kalau dia memiliki senyum yang sangat manis.

Tapi seperti Arisa, senyumnya juga memiliki kekuatan penghancur yang luar biasa.

Aku kemudian menanyakan Arisa hal yang sama yang kutanyakan pada Aina.

“Aku ingin menjadi orang yang berguna. Aku ingin tetap dekat dengan orang yang kucintai dan menjaga mereka selamanya. Aku ingin menjadi milik mereka dan mereka sendiri”

Dia ingin berguna, itu konsep yang sangat sederhana.

Kurasa dia ingin menjadi satu-satunya orang itu… maksudku, menjadi.

“Bagaimana menurutmu, Hayato-kun? Apa menurutmu itu menyeramkan?”

“Tidak? Kupikir itu baik-baik saja. Maksudku, bukankah mengagumkan bahwa kamu bisa mengucapkan kata-kata itu langsung seperti itu, bahwa kamu ingin membantu seseorang yang spesial bagimu?”

Aku tak tau banyak tentang Arisa atau bahkan Aina.

Ada jauh lebih banyak hal yang tidak kuketahui tentang mereka.

Meski begitu, setidaknya aku tau masing-masing gadis ini memiliki reputasi untuk menjadi cantik, mendapat nilai bagus, dan dipercaya oleh guru mereka.

“Aku sangat lega. Terima kasih, Hayato-kun”

Aku tidak mengatakan apa pun untuk menerima terima kasih itu.

Kemudian kami berbincang cukup lama, menanyakan pertanyaan seperti apa yang ingin kami lakukan di masa depan, pendidikan tinggi dan sebagainya, dan tanggapan mereka sangat cepat tapi aku setidaknya bisa mendengarkannya.

“Maafkan aku. Aku akan pergi memetik bunga”

“Baiklah~”

Bangun dari tempat duduknya, Arisa menuju kamar kecil.

Aku ingin memperingatkan Aina, yang menyeringai sambil melihat ke belakang, bahwa itu adalah hal yang aneh untuk dilakukan. (EDN ENG: Mungkin mengacu pada hal memetik bunga tapi aku tak yakin)

“Aina, jangan menatapnya seperti itu saat dia pergi ke kamar mandi”

“Apa? …Oh, itu maksudmu. Maaf, maaf, kamu benar, Hayato-kun”

…Reaksi yang sedikit berbeda dari yang kuharapkan.

Lalu aku ditinggalkan sendirian dengan Aina sampai Arisa kembali.

Saat bermain dengan segelas es kosong melalui sedotan, Aina mengatakan sesuatu…

“…Nee Hayato-kun, aku tau ini agak terlambat, tapi…”

“Ada apa?”

“Mengapa kamu membantu kami saat itu?”

“……”

Waktu itu… kejadian itu.

Aku tidak memiliki jawaban langsung untuk pertanyaan itu.

Ketika aku memikirkannya, sepertinya tidak ada alasan khusus mengapa aku menyelamatkan mereka.

Itu hanya kebetulan kalau aku bahkan ada di sana di tempat pertama, dan itu adalah keajaiban bahwa tak ada yang terluka.

“Kukira…”

“……”

Aku menjawab Aina, yang menatapku dengan saksama.

“Sejujurnya kupikir aku mengalami situasi yang buruk saat itu. Aku tidak punya niat untuk melarikan diri. Dan hal berikutnya yang ku tau, aku bergerak dengan labu di kepalaku”

“…Apakah begitu”

Ya, tubuhku baru saja bergerak sendiri.

Begitulah caraku membantu mereka.

Meskipun begitu, aku sangat senang mereka aman, sungguh.

“Aku sangat senang kalian aman”

Aku mengatakan padanya saat itu, dan aku mengatakan padanya sekarang, tapi sekarang, itu datang dari hati.

“… Ahh~, aku tak bisa menghentikan ini~”

Aina?

“…Berhenti~… itu datang… Aku memintanya tapi~…”

“Aina-san?”

“…Ya, benar. Ehehe, terima kasih sudah mengkhawatirkanku, Hayato-kun”

“O-oke…”

Sejak saat itu, Aina terus menyentuh bagian bawah perutnya sampai Arisa kembali.

Kupikir mungkin Aina ingin pergi ke kamar mandi, tapi tidak tepat bagiku untuk mengatakan sepatah kata pun.

 

※※※※※

 

Catatan Tambahan

    Aku mengabdikan diri untuk menulis komedi romantis dengan benar.

    Ngomong-ngomong, apakah kalian suka oyakodon?

    Aku menyukainya dan sering memintanya.



Komentar