Class no Idol Bishoujo ga, Tonikaku Kyodou Fushin nan desu – Chapter 39

Chapter 39 – Idola Kelas

 

Di kelasku, ada gadis tercantik di sekolah.

Namanya adalah Saegusa Shion.

Sebagai center dari grup idola nasional “Angel Girls”, dia dikenal bukan hanya di sekolah tapi juga secara nasional, dan bahkan setelah pengunduran dirinya, popularitasnya tidak berkurang dan dia masih dicintai oleh semua orang.

Penampilannya yang sangat cantik, dan dia memiliki kombinasi indah antara kecantikan dan keimutan yang selalu menarik mata orang-orang yang melihatnya.

Dia selalu ceria, ramah, dan memperlakukan semua orang dengan kebaikan dan rasa hormat, dan dicintai oleh semua orang di sekolah seolah-olah dia adalah malaikat.

Tapi hanya saat didepanku? Dia sering bertingkah mencurigakan, dan aku tau beberapa wajahnya yang kemungkinan orang tidak tau.

Kadang-kadang dia imut, kadang-kadang dia lucu, dan kadang-kadang dia memperlihatkan sisi dewasa yang tidak kau duga dari seseorang di usianya.

–Semakin aku mengenalnya, semakin menarik dirinya.

Hari ini adalah hari pertama sekolah sejak aku menyadari perasaan ini.

Aku bangun pagi dan memutuskan pergi ke sekolah lebih awal dari biasanya karena aku terlalu gugup untuk berdiam di rumah.

Lebih dari apapun, aku ingin melihatnya, Saegusa-san, secepat mungkin.

 

※※※※※

 

Ketika aku membuka pintu kelas, aku melihat satu dari teman sekelasku di sana sebelum diriku.

Aku tak tau berapa lama aku berada di kelas, tapi teman sekelasku adalah Saegusa-san, yang duduk di sampingku.

Aku menjadi teman baik dengan Saegusa-san, pada titik dimana memiliki tentang percakapan normal di LIME, tapi faktanya ini adalah pertama kalinya kami bertemu di kelas sejak aku menadari perasaanku untuknya yang membuatku sedikit gugup.

“Oh, selamat pagi, Shi-chan! Kamu lebih awal lagi hari ini!”

“Oh, selamat pagi! Oh, selamat pagi Takkun!!”

Aku berhasil untuk menenangkan diriku dan menyapa Saegusa-san, yang duduk di sebelahku, berpura-pura seperti biasa.

Ketika dia menyadari bahwa aku yang menyapanya, dia dengan cepat menutup buku yang sedang di bacanya dan membalas sapaanku dengan senyum yang canggung.

Saegusa-san, yang secara terang-terangan menyembunyikan sesuatu dengan cepat, bertingkah mencurigakan sejak pagi ini.

Aku bertanya-tanya apa itu, dan ingat kalau Saegusa-san sedang membaca manual romansa.

Buku itu tertutup rapat dan aku tak yakin tentang apa itu, tapi menilai dari ukuran buku dan reaksiku terhadapnya, itu mungkin buku yang sama yang kubaca hari ini, jadi aku membaca suasana dan memutuskan untuk meninggalkannya.

“Kerja bagus di hari Sabtu”

“Apa? Ya, itu menyenangkan!”

“Ya, itu”

Aku balas tersenyum pada Saegusa-san, yang tersenyum padaku dan berkata dia bersenang-senang.

Saat aku melihat Saegusa-san tersenyum padaku, mau tak mau aku mengingat bagaimana kami berpegangan tangan di sepanjang sungai hari itu.

Kami berpegangan tangan karena kami ingin berlatih, tapi apapun alasannya, hanya memikirkan saat itu ketika kami berpegangan tangan dan pulang bersama membuat jantungku mulai berdebar kencang.

Sepertinya Saegusa-san juga sama, dan saat kami berdua sedikit tersipu, aku merasa canggung dan dengan lembut melepaskan pandanganku.

“Oh, ya, benar! Ini pertama kalinya aku melihat Takayuki dan Shimizu-san sejak hari itu!”

“I-iiiiiiiiitu benar! Aku tak sabar untuk itu!”

Seolah ingin menghilangkan kecanggungan, aku mengganti topik pembicaraan dan Saegusa-san menjawab dengan senyum canggung di wajahnya.

Adapun Takayuki dan Shimizu-san, mereka melaporkan kepadaku kalau mereka mulai berkencan di grup LIME.

Ketika kami memberi selamat kepada mereka, Takayuki mengirimi kami foto mereka berdua bersama.

Takayuki dan Shimizu-san terlihat sangat bahagia di foto itu, dan aku melihat foto itu sebentar dengan perasaan hangat, dan menyimpan foto itu karena itu sangat penting bagiku.

Aku melihat foto itu sebentar, merasa lega, dan menyimpannya untuk saat ini.

Aku ingin mendapatkan pacar sesegera mungkin, tapi aku tak yakin apakah aku meminta terlalu banyak pada diriku sendiri ketika yang kuinginkan adalah Saegusa-san.

Tapi saat aku memikirkan hal ini, Saegusa-san mengirimiku foto di LIME.

Aku bertanya-tanya apa itu.

Ketika aku membukanya, aku menemukan kalau itu adalah foto kami berdua yang diambil oleh Saegusa-san pada hari Sabtu di sepanjang sungai.

Saegusa-san mengirimiku stiker dengan tampilan puas.

Seolah-olah Saegusa-san mencoba bersaing dengan kedua sejoli itu, dan aku sedikit malu, tapi pada saat yang sama, sedikit…… senang dia menggunakan foto kami bersama.

Takayuki menjawab fakta kalau dia telah dikirimi dua foto yang tak terduga, dengan mengatakan, [Sepertinya kalian berdua berkencan], dan Shimizu-san mengikuti dengan, [Memang].

Shimizu-san mengirim stiker Shiorin dengan seringai di wajahnya, dan Takayuki mengikuti dengan stiker Shiorin dengan anggukan.

Ya, faktanya, stiker Shiorin sangat tren di grup kami saat ini.

Aku dipenuhi dengan rasa malu dan gembira pada reaksi mereka, dan aku menyimpan dua foto itu tiga kali untuk saat ini.

 

※※※※※

 

Saat aku berbicara dengan Saegusa-san untuk sementara waktu, jumlah orang di kelas secara bertahap meningkat saat teman sekelasku datang ke sekolah.

Kemudian, ketika hampir semua orang telah tiba di sekolah, Takayuki, yang telah kubicarakan sebelumnya, datang terlambat ke kelas.

Dan di sebelahnya, Shimizu-san berdiri dalam barisan yang sempurna.

Saat melihat mereka, semua mata di kelas langsung tertuju pada mereka.

Jika mereka hanya berdiri berdampingan, mereka tidak akan menarik begitu banyak perhatian.

Satu-satunya alasan mengapa mereka ada di sana adalah karena mereka saling berpegangan tangan.

Teman-teman sekelas, baik laki-laki maupun perempuan, semua terkejut ketika menyadari kalau mereka berdua mulai berkencan dengan berpegangan tangan.

Aku tersenyum pahit pada situasi di kelas, berpikir kalau tidak dapat dihindari kalau ini akan terjadi karena mereka adalah dua orang paling populer di kelas, tapi Takayuki dan Shimizu-san datang kepada kami tanpa terlihat peduli dengan lingkungan mereka.

Dan mereka menyapa kami di pagi hari seperti biasa, jadi kami juga mengucapkan selamat pagi pada mereka.

“Kalian berdua menonjol seperti jempol yang sakit”

“Yah, bagaimanapun juga, aku sudah mengambil Sakurako, jadi mau bagaimana lagi. Ini akan segera tenang”

“Bukankah itu salahku yang mengambil Takashi?”

Mereka saling menertawakan dan tampak bahagia.

Kuperhatikan kalau mereka telah mengubah cara mereka memanggil satu sama lain sejak mereka mulai berkencan.

Melihat mereka bersama membuatku berpikir bahwa menjalin hubungan itu menyenangkan.

Jika aku bisa berkencan dengan Saegusa-san juga, pikirku……, tapi kemudian aku menyadari kalau kami sudah saling memanggil Shi-chan dan Takkun.

–Huh? Bukankah ini aneh?

Ketika aku menoleh untuk melihat Saegusa-san dengan pemikiran ini, dia memegang tangan Shimizu dan mengucapkan selamat kepadanya dengan senyum lebar di wajahnya atas kenyataan kalau mereka sekarang bersama.

“…… Berharga”

“…… Ya, berharga”

Saat kami melihat dua gadis cantik saling tersenyum, bergandengan tangan, Takayuki dan aku telah berhasil mencapai Ke-buddha-an pagi ini.

Komentar