Class no Idol Bishoujo ga, Tonikaku Kyodou Fushin nan desu – Chapter 43

Chapter 43 – Ketika Kami Bersama

 

Setelah hari yang panjang, aku berbaring di tempat tidurku.

Aku memikirkan hari yang sangat intens hari ini, dan mengingat waktu yang kuhabiskan bersama Saegusa-san.

Terinspirasi oleh Takayuki dan Shimizu-san, kami pergi ke kafe dan saling menyuapi.

Kemudian, dalam perjalanan pulang, dia mengungkapkan wajah aslinya kepada Aino-san dan yang lainnya yang kutemui secara kebetulan, dan kemudian memintaku untuk bermain dengannya lagi.

Hanya mengingat apa yang terjadi hari ini membuatku gugup dan aku hanya bisa tersenyum.

Saegusa-san bahkan lebih manis dari biasanya hari ini, dan itu sangat berbahaya.

Saat aku berbaring, aku melihat poster di dinding.

Itu adalah poster Angel Girls, yang kudapatkan dari halaman belakang toko tempatku bekerja.

Poster ini dibuat sebelum Saegusa-san pensiun sebagai idola, gambar Shiorin ada di tengah poster.

Semua gadis itu imut, tapi Shiorin sepertinya yang paling bersinar.

Aku tidak pernah tertarik pada idola atau semacamnya, dan aku selalu menjaga jarak dari orang-orang di sekitarku, tapi sejak mengenal Saegusa-san, aku telah memasang poster besar tentang idola di kamarku, dan aku menertawakan diri sendiri, berpikir bahwa aku benar-benar tidak tau apa yang akan terjadi dalam hidupku.

Lalu aku mengalihkan perhatianku ke kemeja yang di gantungan di kamarku.

Itu adalah kemeja dengan pola mencolok yang tidak akan pernah kubeli di masa lalu.

Saat aku melihat kemeja itu, yang kubeli di toko Ken saat aku pergi dengan Saegusa-san, aku menyadari sekali lagi bahwa duniaku berkembang karenanya.

Aku sangat senang melihat dunia berubah berkat kehadiran Saegusa-san.

#picon.

Saat aku sedang berbaring memikirkan hal ini, aku mendengar suara notifikasi Lime di ponselku.

Aku mengambil ponselku dan membukanya untuk melihat dari siapa pesan itu berasal, hanya untuk mengetahui bahwa itu dari Saegusa-san, orang yang baru saja kupikirkan.

[Hari ini menyenangkan! Terima kasih!]

Melihat LIME, mataku yang tadinya hampir tertidur, tiba-tiba menjadi cerah.

Itu hanya ucapan terima kasih biasa, tapi aku sangat senang menerima Lime dari Saegusa-san.

Jadi aku buru-buru menjawab kembali.

[Terima kasih juga! Itu menyenangkan!]

Baik! Kirimkan!

Kupikir itu sudah cukup……, tapi apa? Bukankah ini akhir dari percakapan?

Aku menyadarinya setelah aku mengirimkannya.

Sulit untuk membalas pesan tanpa mengajukan pertanyaan, dan aku menyesal membalas seperti biasa setelah mengirimnya.

#picon.

Tapi aku terselamatkan dari kesalahanku ketika Saegusa-san segera mengirimiku Lime lagi.

[Kuharap besok cerah lagi!]

Mau tak mau aku terkekeh melihat pesan yang muncul di layar.

Apa yang dikirimkan Saegusa-san padaku adalah ramalan cuaca.

Cuaca adalah topik percakapan standar yang dapat didiskusikan dengan siapa saja, tapi tidak memiliki ruang lingkup, dan terutama digunakan ketika tidak ada yang perlu dibicarakan.

Bayangan Saegusa-san yang membawa dek ramalan cuaca ketika dia kesulitan memutuskan apa yang harus dikirim muncul di benakku, dan aku terkekeh lagi.

Itu salahku karena membalas dengan cara biasa, tapi aku senang dia masih mencoba mengangkat topik.

[Ya itu! Berbicara tentang hari yang cerah, aku ingin pergi ke suatu tempat di hari yang cerah! Apakah ada yang ingin kamu lakukan?]

Jadi aku mengiriminya balasan, kali ini dalam bentuk pertanyaan yang tepat.

Dalam perjalanan pulang hari ini, kami mengobrol panjang lebar tentang apa yang ingin kami lakukan.

[Aku ingin pergi ke taman]

Setelah jeda singkat, aku menerima balasan dari Saegusa-san.

Taman, ya?

Aku ingat kalau ada taman yang agak besar di dekat SD yang kukunjungi.

Takayuki dan aku biasa berkumpul dan bermain di taman itu.

Saegusa-san mungkin tinggal di distrik sekolah yang sama denganku, tapi dia bukan salah satu teman sekelasku di SD dan SMP, jadi dia pasti pindah ke kota ini saat dia pensiun sebagai idola.

Jadi kupikir itu tepat bahwa dia tidak akan tahu tentang taman itu.

[Baguslah! Ada taman agak besar yang dekat, ayo pergi ke sana]

Aku menjawab, dan setelah jeda singkat, aku menerima balasan lain.

[Ya aku tau. Kuyakin itu taman yang ingin kukunjungi bersama Takkun, jadi aku menantikannya!]

Aku sedikit bingung saat melihat jawaban Saegusa-san, “Aku tau”.

Kalau kau tau, berarti kau sudah pernah ke sana sejak datang ke kota ini, meski agak jauh?

Tapi jika itu masalahnya, maka bagian tentang keinginan untuk pergi bersamaku agak membingungkan.

Lalu aku tidak mengerti mengapa dia ingin pergi ke taman itu bersamaku.

Yah, aku hanya perlu memeriksanya ketika aku pergi ke sana lagi, dan untuk saat ini aku hanya senang kalau aku ada hubungannya dengan Saegusa-san lagi.

Setelah memutuskan tanggal dan waktu untuk pergi ke taman, aku mengucapkan selamat malam karena hari semakin larut dan Lime berakhir hari ini.

Dan diputuskan kalau aku akan berkencan dengan Saegusa-san Sabtu ini di taman.

Sejujurnya, kami pergi ke taman di kampung halamanku yang dulu sering aku bermain disana, jadi itu bukan tempat baru, tapi kuyakin pemandangannya akan berbeda dengan Saegusa-san, dan aku tidak sabar menunggu hari Sabtu berikutnya datang.

Komentar